Menulis dianggap mudah oleh sebagian orang, namun untuk sebagian orang yang lainnya, menulis adalah kegiatan yang sangat sulit untuk dilakukan. Untuk membuat satu lembar tulisan di kertas HVS berbentuk esai dan karangan bebas saja, terkadang sukar sekali untuk dilakukan bagi orang-orang yang belum terbiasa menulis.

Di bawah ini beberapa persoalan yang biasa dihadapi ketika akan mulai menekuni karir kepenulisan. Baik untuk blogging for money maupun penulisan artikel untuk majalah atau buku.

1. Kehilangan rasa percaya diri

Ketika Anda memegang buku dan pena, atau ketika menghidupkan komputer untuk mulai menulis, biasanya Anda hanya duduk terpana memandangi buku ataupun komputer yang ada di depan anda. Sambil berpikir apakah tulisan saya ini berguna bagi orang lain? Jika artikel saya tidak bermanfaat bagaimana? Jika artikel saya tidak bagus bagaimana? Jika saya diejek orang bagaimana? Dan ribuan khayalan lainnya yang melemahkan kita untuk mulai menulis.

Oleh karena itu yakinlah pada diri sendiri. Buatlah artikel yang bermanfaat bagi orang lain, yakin jika kita layak untuk menulis. Yakin jika kita layak untuk menyampaikan sebuah ide dan pendapat melalui media tulisan. Lupakan dulu salah ketik, salah eja dan beragam konsep teori yang ada. Tulis saja apa yang ingin Anda tulis. Curahkan semua ide dan pendapat yang ada dalam otak ke dalam sebuah buku atau dalam desktop komputer anda.

Untuk persoalan salah eja, salah ketik, pembuangan kalimat yang tidak efektif nanti akan kita proses pada tahap selanjutnya yaitu pada tahap editing. Saya yakin setiap tidak pernah menulis sebuah artikel yang berkualitas hanya dalam sekali tulis saja. Pasti mereka melakukan editing, review dan pembacaan kembali terhadap tulisan yang mereka buat.

2. Ide penulisan mogok di tengah jalan

Menulis 50 kata pertama dalam sebuah paragraf untuk penulis adalah sesuatu yang sangat berat. Ketika paragraf pertama telah dibuat permasalahan baru akan muncul. Yaitu tentang apa yang akan saya tulis selanjutnya? Bagaimana saya menyambung kalimat dalam paragraf pertama? Kenapa ide yang saya tulis hilang dan hanya bisa tertuang pada satu paragraf atau satu bait saja?

Ini adalah masalah yang sering dialami oleh penulis pemula. Inilah yang saya alami dulu ketika pertama kali saya menulis dan saya sempat kagum dan heran dengan para blogger senior. Heran dengan para penulis novel dan penulis buku. Mengapa mereka bisa membuat karya setebal itu.

Ternyata seiring berjalannya waktu, untuk menyambung paragraf dan agar ide yang kita tulis tidak hilang. Kita harus bisa membuat kerangka kalimat dan kerangka karangan. Kerangka tulisan ini biasanya berisi tentang bagian-bagian yang akan kita tulis dalam sebuah artikel. Kerangka ini adalah sebuah kerangka ide penulisan.

Dengan adanya kerangka penulisan ini, kita bisa tahu apa asa saja yang akan ditulis sampai selesai. Dengan kerangka penulisan ini, membuat tulisan kita bisa berurutan dan mengurangi dalam pengembangan kalimat. Inilah cara yang saya gunakan untuk menyusun kalimat. Sehingga paragraf satu dan paragraf lainnya bisa padu dan ide penulisan tidak hilang di tengah jalan.

3. Dimana saya harus memberikan jeda pada tulisan saya

Saya sempat membaca tulisan saya sendiri dan pada waktu itu saya sedang mengerjakan skripsi. Ketika saya membaca kembali tulisan yang saya buat, saya seakan terpeleset dan jatuh ke dalam kolam renang yang sangat dalam hingga saya tidak bisa bernafas.

Sampai pada suatu waktu dosen pembimbing saya mengingatkan kepada saya. Bahwa tulisan saya tidak ada titik dan koma nya, tidak ada tanda baca yang jelas, kapan pembaca harus berhenti dan menghela nafas.

Dari sini saya menyadari bahwa tanda baca itu sangat penting. Karena dapat memudahkan membaca untuk memahami konteks yang kita sampaikan. Tanda baca juga digunakan sebagai waktu jeda untuk mereka mengambil nafas.

Satu hal lagi yang ingin saya sampaikan. Bahwa tulisan yang baik itu penilaiannya bukan dari kita, tapi dari pembaca. Tulisan yang baik, biasanya akan sangat enak dibaca dan mudah dipahami.

Tulisan yang baik akan mampu menyampaikan ide dan pendapat dari si penulis. Seperti penulis berbicara langsung kepada pembacanya. Sehingga pembaca merasakan seperti dia berbicara langsung kepada penulisnya tanpa adanya permasalahan dan gangguan. Mulai dari salah pengetikan, salah tanda baca dan juga salah pemilihan diksi yang dapat membuat pembaca merasa terganggu dan mengalami kesulitan ketika memahami isi dari sebuah tulisan.

Sebaliknya, artikel yang buruk, baik biasanya membuat pembaca kesulitan dalam memahami ide dan gagasan yang ingin disampaikan oleh penulis.