Munir adalah seorang Aktivis HAM yang gagah berani dalam mengkritisi pemerintah jika kebijakannya salah dan melanggar hak-hak rakyat. Munir juga adalah pendiri dari Badan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras). Munir menangani beberapa kasus pelanggaran HAM ditanah air mulai dari Marsinah sampai penculikan aktivis 98.
Pembunuhan Munir
Pada saat kejadian Munir tengah melanjutkan studi tentang hukum humaniter di Universitas Utrecht, Belanda. Saat itu pukul 21.30 WIB, seluruh penumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 974 tujuan Amsterdam, bergegas memasuki pesawat. Munir yang kala itu adalah penumpang kelas ekonomi hendak memasuki pintu masuk pesawat sebelum akhirnya bertemu dengan Pollycarpus Mudihari Priyanto, seorang pilot Garuda yang biasa disapa dengan Polly. Pada saat itu Pollycarpus menjadi extra crew dan bebas berada dalam pesawat
Pollycarpus mengajak Munir untuk mengobrol dikelas bisnis, hingga akhirnya Munir pun pindah dari kelas ekonomi menjadi kelas bisnis, hingga pesawat mendarat kembali di Bandara Changi Singapura. Setelah minum kopi di bandara tersebut, Almarhum Munir kemudian kembali ke tampat duduknya semula yang berada di kelas ekonomi. Disanalah akhirnya Munir menghembuskan nafasnya yang terakhir kalinya, setelah beberapa kali bolak-balik ke toilet dan sebelum menapakkan kakinya di Amsterdam.
Berbagai konspirasipun muncul pasca kematian munir karena, hasil autopsi menunjukkan bahwasanya didalam perut munir terdapat senyawa arsenik. Munir diduga di racuni oleh seseorang yang berusaha terus menyingkirkannya.
Pollycarpus yang pada saat itu sempat ngobrol dengan Munir akhirnya ditetapkan menjadi tersangka dengan tuduhan memberikan minuman yang didalamnya terdapat senyawa arsenik tersebut.
Selain Pollycarpus ada juga orang yang didakwa telah melakukan pembunuhan terhadap Munir yaitu Mayjen (purn) Muchdi Pr pada 19 Juni 2008, namun pada 31 Desember 2008 Muchdi dibebaskan dengan berbagai alasan.
Konspirasi Pembunuhan Munir
Ada berbagai alasan mengapa Munir harus meregang nyawa pada saat berada di pesawat.
-Ada kaitannya dengan kegigihan Munir mengenai kejahatan tim Mawar Kopassus dengan peristiwa penculikan dan juga pembuhuhan para aktivis.
-Ada juga yang menduga bahwa BIN terlibat dalam teori konspirasi ini. Karena ada indikasi bahwa Pollycarpus mendapatkan panggilan telfon sesaat sebelum berangkat, namun dalam pengadilan, tidak dijelaskan siapa orang yang menelfon Pollycarpus tersebut.
-Ada juga beberapa kejadian lain, dimana Munir sangat gigih dengan hak Asasi Manusia yang pastinya membuat gerah beberapa pihak.
Kasus Pembunuhan Munir Belum Tuntas
Banyak sekali kesimpangsiuran atas kematian Munir, banyak orang yang menyimpulkan bahwasanya Munir mati dibunuh oleh oknum-oknum pemerintahan saat itu yang tidak senang terhadap sikap kritisnya. Melalui tangan Pollycarpus mereka berusaha menyingkirkannya dengan memberikan racun ke dalam minuman yang pada saat itu diminum oleh Munir.
Sampai saat ini keluarga serta aktivis HAM berusaha mendorong pemerintah untuk segera menuntaskan khasus pembunuhan Munir tersebut. Semoga saja pemerintah saat ini bisa dengan segera menemukan dalang dibalik pembunuhan Munir.
“Keadilan Takkan Tegak Sebelum Kebenaran Terkuak”
(Munir Said Thalib)