Nabi (semoga solawat dan salam selalu tercurah kepada beliau), adalah figur utama dan sentra dalam kehidupan dan keimanan umat . Kisah kehidupannya, baik sebelum maupun sesudah kenabian, penuh dengan inspirasi, pelajaran, petunjuk dan teladan bagi umat Islam sepanjang zaman.

Sekilas keadaan kota Mekah

Sejak dahulu, kota Mekah sudah menjadi pusat bagi perjalanan niaga antara Yaman dan Syiria. Para pedagang yang melakukan perjalanan selalu singgah di Mekah untuk berjual beli dan mengunjungi situs-situs keagamaan atau tempat-tempat yang dianggap suci. Ini membuat suku-suku yang mendiami kota Mekah bisa hidup makmur, terutama bagi suku yang paling disegani, yaitu suku Quraish.

Jazirah Arab sudah memiliki tradisi dan keyakinan monoteisme, sebagai warisan dari ajaran Ibrahim. Ka’bah di kota Mekah, yang dibangun oleh Ibrahim menjadi simbol dari ajaran tauhid yang mengesakan Tuhan.

Namun demikian, dari generasi ke generasi, mayoritas penduduk Arab mulai mengingkari ajaran tauhid, sampai akhirnya Ka’bah pun dijadikan tempat menaruh patung-patung berhala.

Masyarakat Arab (khususnya penduduk Mekah), telah mengalami kehancuran moral, suka menindas dan berpengarai buruk lainnya. Mereka tenggelam dalam mabuk-mabukan, perjudian, permusuhan antar suku dan marak dalam perdagangan budak dan wanita.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW (570 M)

Muhammad lahir di Mekah pada tahun 570 M, dari pasangan seorang saudagar pedagang bernama Abdullah dan Siti Aminah. Keluarga ini termasuk bagian dari suku yang disegani di kota Mekah, yaitu suku Quraish. Sayangnya, Abdullah wafat sebelum kelahiran Nabi Muhammad. Aminah yang ditinggalkan terpaksa membesarkan Muhammad sendirian dengan bantuan kakek Muhammad dari pihak ayahnya, yaitu Abdul Mutthalib.

Ketika Muhammad berusia 6 tahun, sang bunda wafat. Sehingga Nabi Muhammad telah menjadi yatim piatu sejak masih kanak-kanak. Hanya berselang 2 tahun sesudahnya, kakek yang mengasuhnya meninggal pula, sehingga Muhammad kecil yang baru berusia 9 tahun diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.

Sejak masa-masa mudanya, Muhammad dikenal sebagai pemuda yang sopan, tulus dan berbudi pekerti tinggi. Sehingga saat menginjak dewasa, orang-orang pernah menunjuk Muhammad untuk menjadi penengah dalam perselisihan, tidak lain ini karena Muhammad dianggap sebagai orang yang adil dan sangat bisa dipercaya. Ini membuat beliau mendapat julukan Al-Amin, yang artinya orang yang bisa dipercaya.

Menikah di usia 25 tahun (595 M)

Saat berusia 25 tahun, Muhammad menikahi Siti Khadijah binti Khuwailid, seorang janda yang 15 tahun lebih tua usianya.

Muhammad pernah sekali waktu menggambarkan keadaan istri beliau tercinta:

“Ia percaya kepadaku di saat tidak ada seorang pun yang percaya. Ia menerima Islam di saat orang lain menolaknya, dan ia selalu membantuku juga menenangkan diriku, di saat orang lain tak satupun mengulurkan tangan memberi bantuan”.

Muhammad hidup bersama Khadijah selama 25 tahun sampai wafatnya Khadijah. Dan Muhammad hanya menikah lagi setelah kewafatan Khadijah.

Menerima panggilan sebagai nabi (610 M)

Sebagai pribadi yang sopan, tulus dan berbudi pekerti baik, Muhammad merasa miris dan terganggu dengan kehidupan tak bermoral yang terjadi di sekelilingnya.

Ini membuatnya sering mencari tempat-tempat sepi di perbukitan sekitar Mekah untuk berkontemplasi. Nah, di saat menyepi sendiri itulah, Malaikat Jibril menampakkan diri dan mendakwakan kenabian kepada beliau.

Ayat pertama yang diturunkan Jibril sebagai tanda kenabian Muhammad SAW, adalah:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5)

Kehidupan setelah kenabian sampai akhir hayatnya (610-632 M)

Dari kesederhanaan, dengan petunjuk dan pertolongan Illahi, Muhammad mampu mengubah satu bangsa yang korup, rusak dan tak bermoral, menjadi sebuah bangsa yang disiplin. Mengubah kaum yang tak beradab menjadi satu kaum yang dikenal memiliki akhlak mulia, sehingga disebut-sebut sebagai umat terbaik sepanjang sejarah manusia.

Silakan lanjutkan ke Sejarah Nabi Muhammad setelah menerima panggilan kenabian.