Optimisme memaksimalkan potensi yang ada, sedangkan pesimisme melumatkannya.

Lihat 5 perbedaan antara orang yang dan orang yang :

1. Si optimis percaya bahwa dia mampu mengontrol hidupnya

Orang yang optimis meyakini bahwa mereka bisa membentuk masa depannya sendiri. Mereka tidak menemukan alasan esok hari tidak bisa lebih dari sekarang, dan itu benar. Keadaan dan kegagalan yang pernah terjadi tidak berpengaruh banyak terhadap si optimis.

Pandangan seorang optimis adalah tentang harapan pengembangan hidup mereka di masa depan. Hal ini membuat si optimis semakin kuat dari waktu ke waktu melalui dukungan pemikiran positif, serta menyusun strategi yang tepat.

Sedangkan orang yang pesimis, seringkali merasa tidak memiliki kuasa merubah keadaan hidupnya menjadi lebih baik. Jika mereka percaya memiliki kontrol, maka mereka tidak akan menjadi orang yang pesimis, karena itu sama artinya dengan berharap hasil yang negatif.

Acapkali, si pesimis memandang suram harapan mereka berdasarkan pengalaman kegagalan di masa lalu. Mereka gagal memahami konsep, bahwa ada yang namanya kesempatan ke-2, ke-3, ke-33, ke-100!

2. Si optimis memiliki pandangan ke depan

Masa lalu atau kegagalan dianggap sebagai pengalaman yang menyenangkan atau sebagai pendidikan di benak si optimis. Tiada hari seindah hari ini, dan…. ya, masa depan akan sangat luar biasa.

Pernahkah Anda mendengar bahwa kejadian apapun tergantung kita sendiri yang memaknainya? Semua apapun (yang baik atau pun yang buruk), dapat terjadi kapan saja, maka dari itu si optimis melihat segala sesuatunya sebagai peluang membuat semuanya menjadi lebih baik. Si optimis meyakini hal apapun positif yang ia lakukan hari ini adalah jaminan masa depan yang lebih baik.

Si pesimis, sebaliknya, tidak melihat ke masa depan. Ya, memang mereka melihat masa depan, tapi masa depan yang suram, karena mereka selalu mendasarkan masa depan dengan masa lalu yang penuh kegagalan.

Pernahkah Anda menemui seorang yang sangat sukses atau seorang yang bahagia dalam hidupnya memandang masa depannya sendiri sebagai masa yang suram? Rasa-rasanya, Anda tidak akan menemukannya.

Meskipun, masa lalu Anda tidak ‘begitu baik’, Anda tetap bisa memiliki pandangan yang gemilang jika Anda percaya pada diri sendiri.

Masa lalu mudah sekali menghancurkan Anda, jika Anda hidup di dalamnya. Masa lalu dapat menahan Anda laju kehidupan Anda (bahkan menghentikannya), jika Anda menganggap Anda telah sampai pada batas kemampuan diri, sebaliknya akan menjadi guru yang sangat baik, jika Anda mau belajar darinya.

3. Si optimis percaya terhadap diri sendiri

Rasa percaya diri adalah faktor kunci bagi optimisme maupun pesimisme. Si optimis percaya mereka mampu menangani apapun yang dilemparkan oleh kehidupan kepada mereka, lalu terus berjalan dalam keyakinannya. Si pesimis, tidak mempercayai hal ini, sehingga diam dan menjadi korban keadaan sekitar.

Jika Anda kurang percaya diri, bisa jadi Anda menjadi orang yang pesimis, karena alasan yang sederhana: Anda tidak yakin, Anda mampu melakukannya. Cara terbaik mengatasi hal ini adalah dengan cara mempelajari ‘keahlian’ yang diperlukan guna mencapai kesuksesan.

Contoh:
Anda ingin menulis buku yang jadi best-seller, tapi Anda pesimis, karena kemampuan menulis Anda saat ini.

Solusi:
Jadilah lebih baik! Belajar menulis lebih baik.

Anda akan sulit menjadi seorang yang pesimis, jika Anda tahu, bahwa Anda mampu.

4. Si optimis melihat peluang, si pesimis melihat masalah

Pikiran si optimis: ‘Apa yang harus saya lakukan berikutnya? Ada begitu banyak pilihan bagus dan menantang.’

Pikiran si pesimis: ‘Apa yang harus saya lakukan berikutnya? Banyak sekali masalah yang saya hadapi.’

Masalah, adalah bagian dari kehidupan. Si pesimis, ketika melihat apa yang dilakukan si optimis, seringkali berpikir dan berkata: ‘Ya. Itu karena ia tidak mengalaminya sendiri, seandainya saja ia menemui masalah seperti yang sedang saya hadapi sekarang, rasanya dia tidak akan sesemangat itu.’ Salah! Anda salah jika berpikir seperti itu.

Semua orang memiliki beragam masalah, tapi hanya orang optimis yang mampu mengatasinya dan terus berjalan di antara desakan masalah yang ada. Yang terbaik, jangan hiraukan masalah-masalah yang memang Anda tidak bisa berbuat sesuatu pun terhadapnya. Fokus pada masalah yang Anda kuasa mengatasinya.

Terkadang, cara terbaik mengatasi masalah dalam hidup ini adalah dengan berkata: ‘Emangnya kenapa? Saya akan terus maju.’

5. Si optimis hidup lebih baik

Pasti. Optimisme membuat hidup menjadi lebih baik. Namun, ada satu hal penting untuk mencapainya, yaitu tetap berpikir realistis.

Harapan-harapan yang realistis membantu kita membuat keputusan yang lebih cerdas. Menjalani kehidupan dengan mindset optimisme, akan membuat Anda menjadi merasa optimisme pula terhadap masa depan Anda. Namun, jangan biarkan rasa optimis membuat Anda buta terhadap perubahan, riak dan gejolak dalam kehidupan itu sendiri.

Jadi? Jadilah seorang optimis yang realistis!

Salam.