Mungkin masih ada yang berpikir, bahwa Soekarno sudah menjadi presiden secara otomatis semenjak proklamasi kemerdekaan. Tapi sebetulnya Bung Karno baru diangkat PPKI menjadi presiden sehari setelahnya, pada 18 Agustus 1945, kemudian dikukuhkan kembali oleh KNIP pada 29 Agustus 1945.
Sudah barang tentu proses beliau bisa menjadi proklamator dan presiden tidak serta merta. Banyak alasan yang melatari mengapa di antara semua tokoh pergerakan nasional, hanya Soekarno yang dianggap paling layak menjadi presiden.
Ingin tahu apa alasan di balik mengapa PPKI dan KNIP menetapkan Soekarno sebagai presiden?
Setidaknya ada enam alasan mengapa Soekarno dipilih sebagai presiden pertama Indonesia, yaitu:
Jasa Perjuangannya
Kapasitas Bung Karno menjadi presiden tidaklah dibangun secara instan. Sejarah telah mencatat jatuh bangunnya beliau, di mana seluruh hidup Soekarno didedikasikan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
Beberapa kali Soekarno rela dipenjara dan dibuang. Semuanya tak menyurutkan tekadnya untuk memerdekakan bangsa. Walau Soekarno tak berjuang secara langsung dengan senapan, namun melalui mimbar pidato dan tulisan, ia berhasil menggelorakan semangat kemerdekaan ke seluruh rakyat Indonesia.
Pemersatu semua golongan
Di masa menjelang kemerdekaan, Indonesia sudah terdiri dari beragam golongan dengan masing-masing ideologi yang berbeda. Ada golongan Islamis, ada golongan nasionalis, ada sosialis, dan ada juga golongan komunis.
Sebagai bangsa yang baru, Indonesia sangat butuh persatuan dari semua golongan, terlebih Indonesia masih berjuang dalam perang revolusi. Nah, Soekarno lah yang paling bisa menjadi penengah, perekat di antara semua golongan.
Soekarno adalah seorang nasionalis sejati bersama partainya PNI. Beliau juga mengaku sebagai sosialis. Bung Karno juga seorang yang punya latar belakang Islam dan sangat dekat dengan tokoh Islam.
Beliau adalah anak didik tokoh Syarikat Islam, Tjokroaminnoto dan pernah menjadi anggota Syarikat Islam. Saat dibuang di Bengkulu, Soekarno bersentuhan dengan Muhammadiyah dan menjadi anggotanya, bahkan logo Muhammadiyah selalu melekat di setelan jasnya.
Melalui ideologi Marhaenisme yang ditelurkan Bung Karno, ideologi itu dianggap hampir sepaham dengan komunisme dengan titik tekan rakyat proletariat.
Jadilah Soekarno berdiri di semua golongan, dan menjadi satu-satunya tokoh yang bisa mempersatukan bangsa di atas perbedaan.
Paling menonjol dalam persiapan kemerdekaan
Mungkin ini yang tak disadari banyak orang, faktor utama mengapa Soekarno bisa menjadi presiden adalah karena Bung Karno paling menonjol saat persiapan kemerdekaan di BPUPKI dan PPKI.
Momen pertama saat beliau mengemukakan gagasan tentang Pancasila, membuat kagum anggota sidang BPUPKI. Dari situ dipilihlah Bung Karno dipercaya mengetuai Panitia Sembilan untuk merumuskan lebih dalam tentang dasar negara Pancasila. Soekarno kembali mengetuai panitia kecil untuk menyusun Undang-undang Dasar.
Setelah BPUPKI dibubarkan, dibentuklah PPKI sebagai persiapan kemerdekaan yang lebih intensif. Sebagai tokoh yang menonjol dalam persidangan BPUPKI, dan karena jejak rekam Soekarno yang kooperatif dengan Jepang, Jepang menunjuk Soekarno menjadi ketua PPKI.
Dari ketua PPKI inilah yang membawa Soekarno menjadi proklamator, dan pada sidang PPKI 18 agustus 1945 juga mengukuhkan beliau sebagai presiden NKRI yang pertama.
Karakter pemimpin yang sesuai zamannya
Tak bisa disangkal jika karakter yang penuh gelora dari Bung Karno adalah karakter pemimpin yang paling dibutuhkan saat itu. Saat dimana Indonesia masih dalam ancaman pendudukan Belanda dan sekutu.
Dibutuhkan pemimpin yang mampu menggerakkan seluruh rakyat Indonesia untuk ikut mempertahankan kemerdekaan, bukan sekadar menyihir publik dengan pidato yang berapi-api, tapi setiap kata-kata Soekarno juga penuh makna dan sangat visioner.
Proklamor kemerdekaan Indonesia
Mengapa Soekarno paling pantas jadi presiden, sama halnya dengan pertanyaan mengapa para tokoh pergerakan dan pemuda saat itu mempercayakan Bung Karno sebagai proklamator kemerdekaan.
Jika Bung Karno adalah tokoh yang paling pantas membaca teks proklamasi menandai berdirinya negara, maka tentu lebih pantas lagi bagi beliau untuk menjadi presiden negara yang pertama.
Pemimpin partai terbesar: PNI
Walau tidak ada perhitungan pasti, namun diperkirakan pada dekade 1940-an, PNI adalah partai politik terbesar kala itu. Itu karena partai ini berbasis massa yang anggotanya sampai ke akar rumput. Terbukti 10 tahun kemudian PNI berhasil memenangkan pemilu pertama Indonesia.
Mungkin pesaing utamanya adalah Masyumi yang jumlahnya lebih besar. Namun Masyumi sebelum kemerdekaan lebih berorientasi sosial, dan juga merupakan persekutuan ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah, Persis, juga NU dan PSII (sebelum keluar).
Sebagai partai politik terbesar, PNI sejak awal berdirinya sangat frontal melawan kolonial, sehingga Soekarno, sebagai tokoh utama PNI tentu menjadi tokoh nasional yang paling menonjol.
Selain itu, banyak bercokolnya tokoh-tokoh berhaluan nasionalis di PPKI dan KNIP mungkin juga menjadi penguat suara dalam pengukuhan Soekarno sebagai presiden.