palsu belakangan ini meresahkan masyarakat Indonesia, setelah polisi berhasil mengungkap dan menggerebek rumah pembuat vaksin palsu. Mirisnya vaksin palsu ternyata sudah diproduksi sejak tahun 2003 silam dan baru terungkap tahun 2016.

Vaksin yang dibuat untuk tujuan perlindungan terhadap penyakit, kini justru bisa menjadi sumber penyakit karena ulah segelintir orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan, tanpa memikirkan dampak dari penggunaan vaksin palsu.

Bahaya Vaksin Palsu

Berikut bahaya penggunaan vaksin palsu menurut dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) dari Rumah Sakit Mangunkusumo.

Infeksi tinggi

Vaksin palsu sangat berbahaya bagi mulai dari sterilitas dalam pembuatannya. Jika vaksin asli cara pembuatannya sudah melalui Good Manufacturing Practice (GMP) dengan quality control yang ketat. Sedangkan vaksin dibuat dengan cara mengoplos, yakni dari bahan campuran antibiotik gentacimin dengan cairan infus. Bahaya penggunaan vaksin abal-abal tersebut, jika disuntikkan terus menerus ke dalam tubuh maka akan menimbulkan risiko infeksi yang tinggi.

Alergi berat dan resistensi

Selain resiko infeksi yang tinggi, penggunaan vaksin palsu juga dapat menimbulkan reaksi alergi berat atau shock anafilaktik dan resistensi. Kedua risiko tersebut bisa saja terjadi, karena  penggunaan antibiotik yang terkandung dalam vaksin palsu, orang yang tidak terindikasi diberi antibiotik justru akan menimbulkan masalah.

Ciri-ciri vaksin palsu berdasarkan pengakuan tersangka

  • Vaksin palsu lebih bening ketimbang vaksin asli.
  • Kemasan vaksin palsu tidak serapi vaksin asli, terdapat bekas congkelan dalam kemasan.
  • Barcode vaksin palsu lebih hitam jika dibanding barcode vaksin asli.