Seperti dijelaskan pada artikel sebelumnya, teori konvergensi tidak menafikan secara mutlak faktor pembawaan dan juga tidak menafikan secara mutlak faktor lingkungan. Prinsip konvergensi menganggap bahwa faktor lingkungan dan faktor pembawaan serta bakat dari orang tua memiliki pengaruh yang signifikan pada perkembangan anak.
Prinsip konvergensi memberikan dampak yang jelas bagi pendidikan dan pengajaran. Prinsip konvergensi menganggap bahwa pendidikan harus bisa memberikan lingkungan kepada anak sebanyak mungkin dan beraneka ragam. Agar seluruh pembawaan anak didiknya dapat diberi kemungkinan berkembang secara maksimal. Sebaliknya pembawaan-pembawaan yang tidak baik dapat dicegah perkembangannya.
Pendidikan memang dibatasi oleh pembawaan anak dan bimbingan yang diberikan kepada anak juga harus memperhatikan sifat-sifat yang terdapat pada anak itu sendiri. Anak tidak boleh dianggap sebagai makhluk pasif, tetapi kita harus menganggap anak sebagai individu yang bisa menentukan dan memilih segala sesuatu.
Dengan prinsip konvergensi ini, kita bisa melihat secara jelas bahwa individu memiliki kebebasannya dalam memilih mana yang baik untuk dirinya dan mana yang buruk untuk dirinya. Bimbingan yang diberikan kepada peserta didik pun harus tetap memperhatikan sifat-sifat atau karakter dasar dari anak itu sendiri.
Setiap anak berhak memilih sesuai dengan sifat dan potensinya masing-masing. Pendidikan harus memberikan ruang sebanyak-banyaknya agar potensi baik dan bakat terpendam dari seorang anak bisa berkembang di lingkungan ajar atau lingkungan pendidikan di mana ia berada, khususnya di bangku sekolah.
Seorang guru sebaiknya harus memahami bahwa setiap peserta didik memiliki karakter, bakat dan kemampuan yang berbeda-beda. Sehingga dalam mengajar pun dapat memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengeksploitasi dan mengeksplorasi segala potensi dan kemampuan yang ada dalam peserta didik.
Guru tidak berperan sebagai teacher learning center namun seharusnya student learning center, di mana peserta didik adalah objek utama yang harus dikembangkan, harus dibina dan harus dipimpin agar mampu menemukan potensi yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini, guru hanya berperan sebagai tutor atau pendamping peserta didik yang membantu peserta didik dalam menemukan potensi dan bakat yang ada dalam peserta didik itu sendiri.