erudisi.com – Pada tanggal 2 Agustus 1990 tengah malam, menyerbu . Serangan Irak ke Kuwait itu merupakan sebab pokok berkobarnya .

Negara-negara lain memprotes tindakan Irak tersebut. Dalam konferensi di Helsinski (Finlandia), Presiden George Bush dari Amerika Serikat dan Mikhail Gorbachev dari Uni Soviet sepakat untuk memaksa agar Presiden Saddam Hussein ( Irak ) menarik mundur pasukannya dari Kuwait.

Presiden Saddam Hussein

Kemudian Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi, menuntut agar Irak menarik mundur pasukannya. Batas waktu penarikan mundur pasukan Irak itu ditetapkan tanggal 15 Januari 1991. Bila sampai batas waktu yang ditentukan Irak tidak mematuhi Resolusi tersebut, Dewan Keamanan PBB dan pasukan Multinasional akan memaksanya. Sementara itu pasukan Multinasional dibawah pimpinan Amerika Serikat telah terbentuk dan bermarkas di Arab Saudi. Pasukan itu terdiri dari pasukan Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kuwait, Arab Saudi, Mesir, Syria, dan beberapa negara lain.

Ternyata sampai tanggal 15 Januari 1991 Irak tidak menarik mundur pasukannya. Maka pada tanggal 17 Januari 1991 pasukan Multinasional dibawah pimpinan Amerika Serikat melancarkan serangan udara besar-besaran ke Irak. Kemudian menggempur Irak dari jalur darat. Akhirnya pasukan Multinasional berhasil memukul mundur pasukan Irak dari Kuwait, bahkan serangan dilanjutkan ke Irak bagian selatan.

Pada tanggal 26 Februari 1991, Presiden Saddam Hussein memerintahkan pasukannya mundur. Kemudian pasukan sekutu menetapkan gencatan senjata pada tanggal 28 Februari 1991 pukul 08.00 waktu Kuwait. Selanjutnya Dewan Keamanan PBB mengeluarkan tentang syarat-syarat genjatan senjata sebagai berikut :

  • Irak harus menghancurkan senjata.
  • Irak harus menyerahkan tambang minyaknya sebagai ganti rugi kepada Kuwait.

Sementara itu 100.000 pasukan Amerika Serikat masih bertahan di Irak menunggu kesanggupan Irak memenuhi syarat-syarat itu. Bahkan kemudian Amerika Serikat menetapkan Irak sebagai no-fly zone ( Zona larangan terbang ). Alasannya melindungi kaum Shiah yang ingin memisahkan diri dari kekuasaan Irak.

Irak masih keberatan dengan syarat-syarat tersebut, maka gencatan senjata yang diinginkan tidak berjalan dengan mulus. Kawasan Teluk masih tetap rawan terjadi kontak senjata. Berbagai pihak mencurigai tidak terjadinya perdamaian di Irak karena adanya tujuan lain dikawasan teluk, antara lain :

  • Amerika Serikat, karena ingin menguasai minyak, selalu ikut campur dalam masalah timur-tengah.
  • Presiden Saddam Hussein masih berambisi untuk menguasai Kuwait.
  • Sengketa Arab-Israel belum teratasi dengan tuntas.