Apa yang dimaksud dengan “” dalam Qur’an?

Yang utama, Qur’an terbagi menjadi bagian-bagian surat dan ayat. Tapi sebagai tambahan, Qur’an pun dibagi menjadi 30 bagian sama panjang, disebut dengan Juz. Pembagian juz ini bertujuan memudahkan dalam membaca Qur’an selama periode satu bulan. Terlebih pada saat bulan , di mana sangat dianjurkan untuk menuntaskan membaca Qur’an paling tidak satu kali khatam (membaca seluruh isi Al-Qur’an dari awal sampai akhir).

Surat dan ayat yang terkandung dalam juz 2

Juz kedua dimulai dari ayat 142 surat pertama (Al-Baqarah: 142) sampai ayat 252 surat yang sama (Al-Baqarah: 252)

Kapan surat dan ayat dalam juz 2 diturunkan?

Ayat-ayat pada juz 2, sebagian besar diturunkan di tahun-tahun awal setelah hijrah ke Madinah, di mana umat Muslim memulai pusat kehidupan sosial politiknya pertama kali.

Ayat-ayat pilihan di juz 2

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka [jawablah], bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi [segala perintah] Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. 2 : 186)

Tema utama juz 2 Al-Qur’an

Pada juz kedua Al-Qur’an memberi peringatan tentang keyakinan dan petunjuk praktis dalam mengelola atau menjalankan kehidupan sosial Islami. Ini dimulai dengan menunjuk Ka’bah di Mekah sebagai pusat ibadah umat dan simbol kesatuan Islam (sebelumnya muslim shalat menghadap ke kota Yerusalem).

Melanjutkan peringatan tentang keimanan dan karakter orang-orang beriman, dalam juz ini diberikan penjabaran yang detil, seperti petunjuk mengenai perkara-perkara dalam kehidupan sosial. Tentang makan dan minum, tentang hukum kriminal, harta warisan, ramadhan, ibadah haji, menyantuni anak yatim dan janda-janda sampai permasalahan perceraian keluarga, semuanya dibahas di juz ini.

Juz ini berakhir dengan sebuah diskusi tentang jihad dan apa saja hal penting dalam hal ini. Fokus utamanya adalah tentang hal mempertahankan komunitas Islami dari serangan atau rongrongan dari luar. Dikisahkan tentang Thalut, Jalut dan Nabi Musa. Kisah ini mengingatkan dan menguatkan orang-orang beriman bahwa tidak peduli seberapa besar jumlah musuh dan kuat mereka, umat Islam harus berani menghadapinya untuk mempertahankan eksistensi dan tatanan kehidupan Islam.