Apa yang dimaksud dengan “” dalam Qur’an?

Yang utama, Qur’an terbagi menjadi bagian-bagian surat dan ayat. Tapi sebagai tambahan, Qur’an pun dibagi menjadi 30 bagian sama panjang, disebut dengan Juz. Pembagian juz ini bertujuan memudahkan dalam membaca Qur’an dalam waktu satu bulan. Terlebih pada saat bulan , di mana sangat dianjurkan untuk menuntaskan membaca Qur’an paling tidak satu kali khatam (membaca seluruh isi Al-Qur’an dari awal sampai akhir).

Surat dan ayat yang terkandung dalam juz 9

Juz 9 berisi dua bagian surat, yaitu bagian akhir surat Al-A’raf (mulai ayat 88) dan bagian awal surat Al-Anfal (sampai ayat 40).

Kapan surat dan ayat dalam juz 9 diturunkan?

Bagian pertama juz ini, surat Al-A’raf, diturunkan sebelum migrasi ke Madinah. Bagian kedua, surat Al-Anfal diturunkan tidak lama setelah terjadinya Perang Badar.

Ayat-ayat pilihan di juz 9 Qur’an

[Yaitu] orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang [namanya] mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya [Al Qur’an], mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 7:157)

Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al Kitab [Taurat] serta mendirikan shalat, [akan diberi pahala] karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan. (QS. 7:170)

Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. Dan sebutlah [nama] Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud. (QS. 7:204-206)

Dan ingatlah [hai para muhajirin] ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi [Mekah], kamu takut orang-orang [Mekah] akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap [Madinah] dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul [Muhammad] dan [juga] janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. 7:26-27)

Tema utama juz 9 Al-Qur’an

Surat Al-A’raf, melanjutkan juz sebelumnya, dengan sebuah peringatan bahwa orang-orang beriman generasi yang lalu menghadapi kesulitan yang sama seperti halnya Nabi Muhammad SAW dan pengikut-pengikutnya.

Kisah tentang nabi-nabi terdahulu berlanjut, termasuk Nabi Syu’aib, Musa dan Harun. Orang-orang yang ingkar telah diberi banyak kesempatan, dan Allah memberi mereka pelajaran agar menjadi orang yang rendah hati, tapi mereka tetap dalam penolakan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Allah menjatuhkan hukuman kepada mereka dalam bentuk gempa bumi, kekeringan, gagal panen, wabah penyakit, hama belalang dan banjir, tapi ini semua tidak membuat mereka meninggalkan kesombongan.

Dikatakan, mereka memohon-mohon dan beriman kepada Allah hanya di saat keburukan menimpa mereka, berjanji untuk beriman dan mengikuti petunjuk-Nya. Namun ketika keadaan kembali membaik, mereka kembali kepada kekafiran.

Kisah dalam rangkaian ayat-ayat agar dapat belajar dari umat-umat yang telah lalu. Kita mesti bersyukur kepada Allah, mengikuti petunjuk-Nya agar kita tidak terjerumus kepada kesalahan sama yang dilakukan umat-umat terdahulu. Allah berfirman: “Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.” (QS. 7:177)

Surat berikutnya (Al-Anfal), diturunkan langsung setelah peristiwa Perang Badar, pada tahun kedua setelah hijrah. Ini adalah perang pertama ketika orang-orang kafir mekah menyerang komunitas Muslim di Madinah.

Ayat pembuka dari surat Al-Anfal, mengingatkan orang-orang beriman untuk takut kepada Allah dan mengikuti petunjuk yang diberikan Nabi tentang barang rampasan perang. Mereka diingatkan pula bahwa beberapa orang enggan atau menolak untuk ikut berperang mempertahankan kota karena takut terluka atau terbunuh. Allah mengingatkan, bahwa Dia bersama orang-orang beriman, dan Dia sendiri yang akan membantu dan memberi perlindungan.