Keluarga miskin hidup di tengah sawah, beratapkan bambu rapuh dan beralas tikar. Hampir dua puluh tahun ayah dan ibu ini menjadi suami dan istri. Tak punya barang mewah, apalagi mobil. Yang mereka punya hanyalah anak laki-laki semata wayang berumur 6 tahun.
Besok adalah hari ulang tahun sang istri tercinta. Terlintaslah pikiran dari seorang suami untuk memberikan kado untuk istrinya.
Sang suami bekerja di ladang sawah milik tetangganya. Dia memang dipercayai untuk merawat sawah selebar satu hektar. Satu hari berlalu. Seperti biasa, hari-harinya dilalui untuk merawat sawah milik tetangga.
Sebelum pulang dari sawah, suami itu diberi uang receh lima belas ribu rupiah dari pemilik sawah. “Ini pak. Uang buat beli makan besok. Adanya cuma segini,” Ucap pemilik sawah. Masih sama seperti hari biasanya, suami itu selalu menerima uang tersebut dengan tatapan yang terlihat sangat gembira.
Sesampainya di rumah. Uang tadi diberilah ke istrinya. Dengan raut muka yang cemberut, istrinya berkata, “kok cuma segini? Kan ini cukup buat beli makan aja. Itu anak kita sering minta jajan”. Dengan rasa agak kesal, istrinya tak mau membuatkan suaminya secangkir kopi hangat.
Ternyata hanya lima ribu saja uang itu diberikan kepada istrinya. Tepat jam tujuh malam. Sang suami pergi ke warung, membeli kertas kado emas untuk membungkus sekotak kado. Istri yang tadi sedang marah, kini semakin marah karena melihat tingkah suaminya. Akhirnya sang istri pun memutuskan agar sang suami tidur di luar.
Keesokan harinya, sang suami memberikan kado itu untuk sang istri sebagai hadiah ulang tahun. “Mak, ini ada kado buat emak,” ucap sang suami.
Dengan rasa penuh gembira, istrinya mengambil sekotak kado berbungkus emas dari suaminya. Namun, istrinya tiba-tiba sangat marah kepada suaminya ketika melihat kotak kado itu tak berisikan apapun. “Bapak ini gimana!? Kalo ngasih kado itu yang niat. Diisi kotaknya. Jangan kosong gini!”.
Dengan mata berkaca-kaca, sang suami berkata, “Mak, sebenernya bapak tadi udah naruh sesuatu di kotak kecil itu,”. Sang istri tambah kesal, “Mana? Buktinya ini aja masih kosong. Bohong banget si kamu pak”.
Dengan suara pelan, suaminya berkata, “Mak, tadi sungguh bapak udah meletakkan hampir ribuan ciuman dan pelukan hangat satu malam tadi di dalam kotak itu,”.
Mendegar jawaban itu, tiba-tiba sang istri menangis tersedu-sedu, memeluk erat sang suami dan meminta maaf karena perlakuannya selama ini kepada sang suami. Karena ini, mereka akur kembali. Tanpa panjang lebar, sang istri langsung membuatkan secangkir kopi untuk suaminya dan melanjutkan keharuannya kepada sang suami.
Satu bulan berlalu, sang suami meninggal karena mengalami penyakit kulit. Istri dan anak yang sangat mencintai sosok ayah itu sangat bersedih melihat keadaannya yang kini terkubur di dalam tanah.
Hari-hari terus berlalu, sang istri selau membayangkan ada ribuan ciuman dan ada dekap pelukan hangat suaminya yang sudah tiada di dalam kotak emas kecil. Anak yang ditinggal ayahnya itu sangat kehilangan ayahnya. Dia dan ibunya selalu menaruh kotak kado itu di lemari tempat mereka menaruh baju.
Jika Anda memiliki banyak hal, berikan kekayaanmu. Namun, jika Anda hanya memiliki sedikit, berikanlah hatimu! Entah banyak atau sedikit, berikanlah dengan cintamu.” (E.Crique)
Disadur dari: Ana Lucia, A Little Girl and The Golden Box