Boleh gak nih sekali-sekali saya mau bicara serius? Hehehe…. Boleh ya?!

Ok, kalau boleh kali ini, saya ingin ngomongin masalah kreatifitas.

Bila kita mendengar kata , mungkin pikiran kita langsung tertuju ke para ilmuwan berkepala botak, berkacamata tebal, memakai pakaian putih-putih, dengan segala peralatan yang rumit sedang sibuk dengan percobaan-percobaan di sebuah laboratorium untuk menemukan sesuatu yang baru. (Maaf, kebanyakan nonton film fiksi ilmiah, hehehe…)

Atau mungkin kita langsung mengingat Thomas Alfa Edison, yang sudah menerangi dunia, yang konon jumlah penemuannya lebih dari 5000 buah!

Atau ingat cerita tentang bagaimana Isaac Newton, konon kepalanya ketiban buah apel, dan secara ajaib menemukan teori gravitasi!

Apa harus seperti mereka jika kita ingin dikatakan sebagai orang yang kreatif? Dan apa sih sebenarnya proses kreatif itu? Dan apa arti kreatifitas itu sendiri?

Menurut saya, untuk menjadi kreatif, kita tidak mesti menjadi seorang ilmuwan atau pun professor sang penemu. Menurut saya kreatifitas adalah proses keseharian, dimana ketika kita mampu menemukan solusi-solusi atas berbagai permasalah dengan pendekatan baru, dengan cara baru, dengan cara yang tidak biasa.

Bila bisa melakukan itu, maka menurut saya, kita sedang dalam proses kreatif, makanya kita berhak disebut orang yang kreatif.

Menurutku proses kreatif adalah ketika dengan data yang sama, dengan bahan yang sama, dengan informasi yang sama, dengan pengetahuan yang sama, kita bisa menemukan sesuatu bentuk baru, cara baru, penanganan baru, pemecahan baru, pendekatan baru, yang seringkali tidak terpikirkan oleh orang lain.

Itulah orang kreatif!

Seorang sopir yang menempuh jalan yang ‘tidak biasa’ untuk menghindari kemacetan, menurutku adalah orang kreatif. Seorang pengantar surat, menemukan suatu rute baru untuk mengantarkan surat-surat itu kepada alamat yang dituju dengan lebih cepat dan efisien, menurutku adalah sebuah proses kreatif.

Atau seorang tukang batu, yang bisa memasang batu dengan cara yang tidak biasa yang ternyata lebih kuat, lebih cepat, lebih mudah, menurutku itu adalah sebuah kreatifitas yang luar biasa.

Lalu mungkin pertanyaan berikutnya adalah, lantas bagaimana caranya agar kita bisa kreatif? Sungguh sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Karena, kreatifitas adalah suatu pola pemikirian yang abstrak. Tidak ada satu pun metode, pembelajaran, atau sebuah akademi sekalipun yang menjamin mampu membuat seseorang menjadi kreatif.

Namun begitu, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, untuk mengasah pemikiran agar menjadi kreatif.

1. Ubah sudut pandang anda

Jika kebanyakan orang melihatnya dari atas, kita harus coba melihatnya dari bawah. Putar, balik, geser, sampai kita menemukan sudut pandang yang baru.

Dengan sudut pandang baru, biasanya kita juga akan menemukan sesuatu yang baru, fakta baru, data baru, atau kemungkinan baru, sehingga seringkali kita akan berkata: “Wowww, ini luar biasa!” Dan saat itulah anda telah menjadi orang yang kreatif.

2. Think out the box!

Berpikirlah di luar kotak, (sebenarnya saya sendiri sendiri tidak paham benar dengan istilah ini, hehehe…) Tapi, mungkin maksudnya adalah, kita harus meninggalkan cara-cara ‘biasa’ dalam menganalisa sebuah hal, sebuah masalah. Atau bisa juga berarti kita melakukan logika kebalikannya.

Maksudnya adalah, ajukan pertanyaan kebalikannya. Jika biasanya hitam, kenapa harus hitam? Bagaimana kalau putih? Apa sih yang terjadi jika itu tidak hitam?

Wah, ini kan harus digoreng. Memang kalau direbus kenapa? Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan semacam ini, kita lalu bisa menemukan suatu pemecahan baru, bentuk baru, dan cara berpikir yang baru. Dan saat itu, anda menjadi orang yang kreatif.

3. Tirulah anak kecil

Apa? Bagaimana bisa? Ya, bisa sekali. Menurut saya, anak kecil adalah makhluk yang paling kreatif sedunia. Lihat saja bagaimana mereka, anak-anak balita, begitu asyiknya memainkan sebuah balok plastik seolah sebuah mobil. Di lain waktu, balok itu berubah menjadi jembatan, berubah menjadi gedung pencakar langit. Di saat lain lagi, dengan bangga dia menunjukkan kepada mamahnya:

“Mamah, liat keletaku ga pelu loda, kalena keletaku ngambang di jalan”, sambil menunjukkan kotak yang sama yang sedang dia mainkan. Luar biasa kreatifnya anak balita ini.

Kenapa bisa begitu? Nah, inilah yang perlu kita tiru dalam proses kreatif. Anak kecil belum mengenal ‘aturan’, tata krama, dogma-dogma, serta seperangkat hukum tak tertulis, bahwa suatu hal itu boleh atau tidak boleh. Kalau begini, maka tidak boleh begitu.

Kalau sudah dari sananya hitam, gak boleh dirubah jadi putih, dan seterusnya. Makanya, anak-anak bebas berpikir, tanpa takut merasa salah. Mereka bebas melakukan eksperimen tanpa harus takut bahwa hal itu melanggar pakem.

Jadi sekali-sekali dalam rangka proses kreatif, kita harus mau berpikir seperti anak kecil, mau meninggalkan segala aturan main dalam suatu hal. Maka, niscaya kreatifitas akan muncul dengan sendirinya.

Bagaimana? Ternyata untuk menjadi kreatif itu mudah bukan? Hehehe… Maka dari itu katakan pada diri sendiri sekarang, katakan dengan mantap: Aku seorang yang kreatif!

Mengakhiri tulisan ini, saya ingin mengutip sebuah kalimat yang saya sendiri lupa siapa yang mencetuskannya, namun sangat menarik buat saya:

“Di dunia ini tidak ada satu pun yang sebegitu sempurnanya, sehingga tidak mungkin bisa dibuat lebih bagus lagi.”

Sebuah kalimat hebat, yang selalu memberi ruang bagi kreatifitas.

Salam.