Pada zaman dahulu kala, ada seorang yang hidup di sebuah perkampungan. Laki-laki ini memelihara 3 ekor hewan yaitu ayam, keledai dan anjing.

Pemuda hidup sebatang kara, namun dia senantiasa taat beribadah kepada Allah SWT dan hidupnya penuh dengan kesyukuran dan kebahagiaan. Ayam peliharaannya membangunkan dirinya setiap malam untuk shalat malam, anjingnya senantiasa menjaga dirinya dari hewan-hewan buas dan keledai yang ia dipelihara digunakan untuk menarik beban air yang digunakan untuk berwudhu.

Pada suatu hari ada seekor musang yang memakan ayam peliharaan lelaki tersebut. Namun sangatlah aneh karena lelaki itu malah berucap: “Alhamdulillah,  siapa tahu kematian ayam itu akan membawa suatu keadaan yang lebih baik”, ucap lelaki soleh tadi.

Beberapa hari kemudian gerombolan serigala datang dan mencabik-cabik keledai milik orang tersebut. Namun seperti semula lelaki itu malah berucap: “Alhamdulillah, siapa tahu kematian keledai itu akan membawa suatu keadaan yang lebih baik.”

selang beberapa hari, anjingnya yang kini menjadi satu-satunya hewan peliharaan lelaki tersebut, harus mati pula karena memakan racun. Tetapi lagi-lagi, pemuda ini masih tetap pada sikap yang sama, yaitu berucap: “Alhamdulillah,  siapa tahu kematian anjing itu akan membawa suatu keadaan yang lebih baik.”

Pada suatu malam yang sunyi, kawasan desa ini pun diserbu oleh tentara musuh dan seluruh penduduknya ditawan dan dibawa entah kemana, mereka semua dijadikan budak.

Saat pagi buta, pemuda yang shaleh ini pun terkejut bukan main, karena suasana yang terjadi di perkampungan tempat tinggalnya sepi, sunyi, tanpa penduduk. Rumah-rumahnya kosong. Setelah dia mengamati sekeliling akhirnya dia tahu bahwa tentara musuh tadi malam menyerang perkampungannya.

Semua rumah yang terdapat tanda-tanda kehidupan, seperti hewan peliharaan dan lain-lain, yang menunjukkan adanya kehidupan di dalam rumah, semua penghuninya ditawan dan dijadikan budak. Sedangkan rumah pemuda ini tampak begitu sepi, tidak ada satu pun hewan peliharaan yang dimilikinya, karena telah mati beberapa saat yang lalu. Ini membuat tentara musuh menganggap rumahnya tidak berpenghuni. Betapa bersyukur hati pemuda ini karena mengetahui bahwa ia menjadi satu-satunya penduduk yang selamat dari serangan musuh.

Terlepas dari kebenaran hikayat ini, kita bisa mengambil hikmah. Betapa beruntungnya pemuda ini karena bisa terselamatkan dari marabahaya, yang semua itu berawal karena kematian hewan-hewan peliharaan kesayangannya.

Di sini lah kita diajarkan untuk terus berprasangka baik kepada Allah SWT. Karena terkadang sesuatu yang kita sangka baik belum tentu baik menurut Allah, dan sesuatu yang menurut kita suatu keburukan (misalkan serangan musang terhadap hewan peliharaan pemuda shaleh ini), terkadang baik menurut pandangan Allah. Karena Allah lebih mengetahui yang terbaik bagi kita, bahkan dari diri kita sendiri.

Jika hewan peliharaan pemuda tadi tadi tidak mati, maka bisa saja dia menjadi salah satu korban dan dijadikan budak seperti penduduk desa lainnya. Kesimpulannya, kita harus senantiasa bersyukur, karena seringkali Allah menolong kita dengan cara yang tidak masuk akal dan tidak terpikirkan akal kita.