Tanaman ini banyak tumbuh liar di pekarangan rumah, di tempat-tempat terbuka seperti ladang, di tepi jalan atau di tanah-tanah yang kosong.
Tabel klasifikasi sambiloto
Kingdom (Dunia/Kerajaan): | Plantae (Tumbuhan) |
Subkingdom: | Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) |
Super divisi: | Spermatophyta (Menghasilkan biji) |
Divisio (Pembagian): | Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) |
Classis (Kelas): | Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) |
Sub Kelas : | Asteridae |
Ordo (Bangsa): | Scrophulariales |
Familia (Suku): | Acanthaceae |
Genus (Marga): | Andrographis |
Species (Jenis): | Andrographis paniculata Nees |
Kandungan zat :
Berikut adalah beberapa kandungan bahan aktif dalam daun, batang bunga, dan akar tanaman sambiloto.
Kalsium dan natrium
Flavonoid yang antara lain berfungsi untuk mencegah dan menghancurkan penggumpalan darah.
Minyak asiri (essential oil) yang bermanfaat sebagai antiradang/
Zat andrographolid. Zat ini menghasilkan rasa pahit yang luar biasa pada sambiloto. Umumnya zat ini mengandung racun.
Alkane, keton, aldehid, asam kersik, dan dammar.
Kalium yang befungsi meningkatkan jumlah urine sekaligus membantu mengeluarkannya.
Laktone yang berfungsi sebagai antiradang dan antipiretik karena mengandung neoandrographolid, anrographolid,
deoksiandrographolid, 14-deoksi-11, dan 12-didehidroandrographolid.
Khasiat dan manfaat sambiloto :
Androrapholid adalah komponen utama dalam sambiloto yang memmiliki multiefek farmakologis. Zat aktif ini mampu menghambat pertumbuhan sel kanker hati, payudara, dan prostat. Sebagai koleritik, andrographolid, dapat meningkatkan aliran empedu, garam empedu, dan asam empedu. Selain itu, zat yang terasa pahit ini juga bisa meningkatkan produksi antibody (immunostimulant). Berkat efek faramakologisnya yang memapu merangsang daya tahan selular (fagositosis) dan memproduksi antibody (immunostimulant), dalam dunia pengobatan modern, ekstrak sambiloto sudah digunakan sebagai salah satu zat penghambat HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Hasil percobaan farmakologi menunjukkan bahwa air rebusan daun sambiloto 10% dengan takaran 0.3 ml/kg berat badan dapat memberikan penurunan kadar gula darah yang sebanding dengan pemberian suspensi glibenclamid.Selain itu, daun Sambiloto juga dipercaya bisa digunakan sebagai obat penyakit tifus dengan cara mengambil 10-15 daun yang direbus sampai mendidih dan diminum air rebusannya.
Berdasarkan berbagai kandungan zat aktif tersebut dapat diketahui secara pasti efek farmakologis dari sambiloto. Berikut ini dipaparkan beberapa efek faramkologisnya atau efek pengobatan sambiloto yang sudah diketahui :
- Menghambat pertumbuhan trofosit placenta
- Antiradang (antiinflamasi)
- Antiinfeksi sehingga bisa digunakan sebagai antibiotic untik melawan virus.
- Merangsang daya tahan sel (fagositosis) darah putih sehingga efektif untuk mengobati infeksi
- Antibakteri bakteriotatis pada Staphylococcus aureus Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgans, dan Shigela dysenteriae.
- Mampu melawan bakteri Salmonella dan Escherichia coli pada penderita tifoid dan disentri.
- Penghambat reaksi imunitas (imunosupresi) dan penghilang rasa nyeri (analgesic), pereda demam (antpiretik),
- penghilang panas dalam, dan penghilang bengkak.
- Antiracun (detoksikasi)
Demikian paparan mengenai khasiat dan manfaat daun sambiloto, semoga berkenan. Salam