Islam percaya bahwa Tuhan (Allah) telah mengirimkan petunjuk-Nya kepada nabi dan rasul-rasul-Nya. Di antara mereka ada yang membawa yang berisi . Karenanya percaya kepada Nabi Isa, Nabi Daud, Nabi Musa dan Lembaran-lembaran () Nabi Ibrahim.

Namun, Al- yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, adalah satu-satunya kita suci yang masih lengkap, utuh dan tidak ada perubahan hingga saat ini atau sampai kapan pun.

Sekarang mari kita bahas satu per satu kitab suci yang dipercaya keberadaannya oleh Islam:

1. Qur’an (Nabi Muhammad)

Inilah kitab suci umat Islam, yang menjadi penuntun dan petunjuk dalam segala bidang kehidupan orang Islam, yaitu Al-Qur’an. Kita Al-Qur’an diturunkan dalam Bahasa Arab kepada Nabi Muhammad SAW pada abad ke-7 masehi. Qur’an disusun selama masa hidup nabi Muhammad, dan tetap tidak berubah hingga saat ini.

Al-Qur’an terdiri dari 114 surat yang panjang pendeknya bervariasi, yang berisikan gambaran sifat-sifat ketuhanan, petunjuk dalam menjalani kehidupan, cerita-cerita masa lalu terutama cerita tentang nabi-nabi beserta pesan moral di dalamnya, inspirasi dan kabar suka bagi orang-orang beriman, serta ancaman kepada mereka ingkar.

2. Injil (Nabi Isa / Yesus)

Muslim percaya bahwa Isa adalah salah satu nabi Allah yang mulia. Bahasa aslinya adalah Syiria atau Aramis, dan wahyu yang diturunkan kepada beliau disampaikan dan disiarkan kepada murid-muridnya secara lisan.

Tapi yang terpenting dari itu semua, umat Islam meyakini bahwa Nabi Isa mengajarkan kepada pengikutnya tentang keyakinan monoteis, atau agama tauhid (Tuhan yang Maha Esa). Dan wahyu Allah kepada Nabi Isa itulah di kalangan umat Islam dikenal sebagai Injil (gospel).

Umat muslim percaya bahwa pesan Tuhan yang asli kepada Isa telah hilang, tercampur dengan interpretasi lain tentang ajaran dan cerita kehidupannya. Injil juga tidak memiliki riwayat yang jelas sampai ke asalnya, juga jelas tentang penulisannya. Muslim percaya, wahyu Tuhan kepada Isa itu benar-benar ada, hanya saja tidak bertahan kemurniannya dalam bentuk tulisan.

3. Zabur (Nabi Daud)

Qur’an menyebutkan bahwa wahyu diberikan kepada Nabi Dawud:

“Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang [ada] di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian [yang lain], dan kami berikan Zabur [kepada] Daud. (QS. 17:55)

Tidak banyak diketahui tentang kitab wahyu ini, tapi berdasarkan riwayat-riwayat yang ada, kitb Zabur berbentuk seperti puisi atau tembang. Kata “Zabur” sendiri dalam Bahasa Arab, berasal dari akar kata yang sama, yang berarti lagu atau musik.

Tentang ajaran keimanan, Islam meyakini bahwa seluruh nabi-nabi Allah membawa pesan penting yang sama, yaitu tentang ‘tiada Tuhan selain Allah’ dan bahwa hanya ada satu-satunya Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam semesta, termasuk ajaran-ajaran yang ada pada kita Zabur.

4. Taurat (Nabi Musa)

Taurat diberikan Allah kepada Nabi Musa. Seperti wahyu kepada nabi-nabi lainnya, ajaran Taurat adalah tentang keesaan Tuhan, hidup yang lurus dan hukum-hukum agama.

Qur’an mengatakan:

Dia menurunkan Al Kitab [Al Qur’an] kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. (QS. 3:3)

Teks Taurat pada umumnya dikaitkan dengan Lima Kitab Pertama dari Bibel Yahudi. Tapi banyak sarjana-sarjana Bibel sendiri mengakui, bagaimana pun, versi teks Taurat saat ini adalah ditulis oleh banyak pengarang selama beberapa abad. Sedangkan teks wahyu sesungguhnya dari Nabi Musa dianggap telah hilang.

5. Suhuf (Nabi Ibrahim)

Qur’an ada menyinggung kitab wahyu yang disebut dengan Suhuf Ibrahim, atau lembaran-lembaran Ibrahim. Diriwayatkan bahwa ia ditulis oleh beliau sendiri, juga oleh pengikutnya. Kitab suci ini dianggap telah hilang, bukan karena adanya sabotase tapi lebih karena berlalunya waktu yang amat panjang.

Al-Qur’an menyebut suhuf Ibrahim beberapa kali, salah satunya dalam ayat:

Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, [yaitu] suhuf Ibrahim dan Musa. (QS. 87:18-19)

Kenapa Allah tidak menurunkan satu kitab saja?

Al-Qur’an sendiri menjawabnya:

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab [yang diturunkan sebelumnya] dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu. Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat [saja], tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. (QS. 5:48)