Sosial media sepertinya sudah sebuah menjadi gaya sekarang ini, dan selalu saja ada banyak ‘wabah’ (trend) yang menjangkiti para pengguna jejaring sosial media di seluruh , termasuk di Indonesia. Banyak trend muncul dan menghilang dalam waktu yang relatif singkat, namun kemudian muncul tren wabah baru, yang lalu seperti biasanya, menuai beraneka ragam respon dari pengguna.

Ada respon positif seperti pujian dan sanjungan, ada pula respon negatif berupa kecaman dan bullying.

Ya, mau gimana lagi, sudah menjadi kecenderungan para pengguna sosial untuk mengikuti tren. Namun sudah semestinya kita lebih pandai dan bijak dalam menyikapi segala macam fenomena yang terjadi.

Dan pada kesempatan ini, saya ingin menyoroti sedikit trend yang sedang mewabah akhir-akhir ini di media sosial, yaitu posting foto “ ketek boyfriend” yang ramai-ramai dilakukan banyak orang.

Yah,sesuai dengan namanya, cium ketek boyfriend ini benar-benar menunjukkan foto-foto di mana kebanyakan pelakunya adalah gadis mencium ketek () pasangannya (her boyfriend), yang kebanyakan juga adalah laki-laki remaja bertelanjang dada, alias tanpa baju.

Bagi para pelaku, foto yang mereka unggah ke berbagai akun sosmed itu, mungkin hanya dimaksudkan untuk seru-seruan, mengingat hal-hal yang anti-mainstream akan menarik banyak perhatian. Tujuannya sederhana: memperoleh like dan komentar-komentar responsif dari pengguna lainnya.

Trend itu kemudian diikuti oleh pengguna sosial media lainnya, karena merasa kekonyolan tersebut kelihatan seru, lucu dan mungkin menghibur.

Di sisi lain, banyak pula pengguna sosmed yang menganggap hal tersebut adalah hal yang tidak layak untuk dipertontonkan. Selain karena dinilai menjijikkan dan memalukan, juga dinilai memberi kesan negatif bagi kaum hawa.

Tindakan ini dinilai dilakukan oleh orang yang tidak menggunakan akal dan pikiran sehat, mau melakukan hal menjijikkan, tidak wajar serta tidak bermanfaat tersebut! Setelah itu lalu dipamer-pamerkan ke sosial media yang akan bisa dilihat banyak orang. Benar-benar sebuah aktivitas yang sangat konyol.

Sebagian lagi, ada yang menyalahkan si pria, karena tidak memperlakukan kekasihnya dengan baik dan wajar. Dan masih hanya pendapat, kecaman, protes dan komentar-komentar lain terhadap fenomena. Ya, dalam segala hal, memang akan selalu ada pro dan kontra.

Namun sebaiknya, sebagai pengguna jejaring media sosial, kita seharusnya menyadari bahwa apapun yang kita posting ke akun media sosial, akan dinilai oleh banyak orang, sehingga semestinya pula kita misa memilah mana yang pantas dan mana yang tidak.

Ketika ada trend terjadi, perlu Anda pertimbangkan, apakah itu baik, apakah itu pantas, jangan sampai hanya ikut-ikutan tanpa menyadari akibatnya.

Dan bagi yang hendak menyampaikan pendapatnya, entah pro atau kontra tentang fenomena ini, sebaiknya juga menyampaikannya dengan cara yang baik secara santun. Jadi penuh sumpah serapah dan caci-maki.

Nah, apa bagaimana pendapat Anda sendiri?