Dalam sebuah organisasi, kekompakan adalah satu hal yang wajib. Organisasi apapun, di tingkat apapun; perusahaan, organisasi politik, pemerintahan dan lain sebagainya, kekompakan adalah suatu keharusan.

Tanpa ada kekompakan, dimana anggota-anggotanya “centang berenang” sendiri-sendiri, maka akan sulit apa yang menjadi tujuan organisasi itu dapat terwujud.Kompak, disini diartikan sebagai kesamaan persepsi, motivasi, dan visi yang satu, yaitu sama-sama berusaha mewujudkan apa yang menjadi tujuan dari organisasi.

Sayangnya, kekompakan, belakangan ini telah menjadi barang langka. Baik pada tataran organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, politik, bahkan lebih luas pada tataran berbangsa dan bernegara. Hal ini, menurutku karena kita lebih mengedepankan semangat bertanding, bukannya semangat berlomba.

Bertanding dan berlomba, kedua isitilah ini sama-sama berasal dari dunia olahraga. Tapi, keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok.Dalam sebuah pertandingan, harus ada yang menang dan yang kalah, sedangkan dalam sebuah perlombaan, di situ mencari siapa yang terbaik dalam mencapai target tertentu, kalah dan menang tidak lagi relevan di sini. Maka dari itu, kita akan menyebut pertandingan tinju, bukannya perlombaan tinju. Karena dalam tinju, harus ada yang menang, petinju yang satu mengalahkan petinju yang lain.

Tapi dalam cabang lari, kita menyebutnya perlombaan lari, karena yang dicari adalah siapa yang tercepat mencapai finish, bukannya pelari yang satu mengalahkan pelari yang lain.

Begitu juga sepak bola, kita menyebutnya pertandingan sepak bola, bukannya perlombaan sepak bola, karena pun di sepak bola, tim yang satu mengalahkan tim yang lain. Tapi dalam cabang renang, kita menyebutnya perlombaan renang, karena sekali lagi yang dicari adalah yang tercepat berenangnya, bukannya perenang yang satu mengalahkan perenang yang lain.

Dalam sebuah perlombaan, menang dan kalah, tidak relevan dalam konteks persaingan, karena di sini tidak ada yang kalah, karena semua peserta pada akhirnya akan mencapai garis finish, yang membedakan hanya siapa yang terdepan. Berlomba- menjadi yang tercepat.

Ini menarik, menurutku. Karena apabila di sebuah organisasi, yang dikedepankan adalah semangat bertanding, maka yang terjadi adalah berusaha untuk saling mengalahkan! Bahwa saya harus menang dan yang lain harus kalah.Dan bila urusannya sudah mengenai menang dan kalah, seringkali menggunakan segala cara untuk mengalahkan lawan, meski dengan cara-cara curang dan tidak sportif.

Apa yang terjadi jika yang dikedepankan adalah semangat berlomba? Jelas, yang terjadi adalah sebuah usaha dari segenap komponen untuk selalu memberikan yang terbaik untuk organisasi, tanpa harus merasa mengalahkan yang lain.Berlomba-lomba mewujudkan apa yang menjadi tujuan dari organisasi tersebut, tanpa harus jumawa, saya pemenangnya, saya yang terpenting, dan yang lain harus bertekuk lutut.

Dengan demikian, jelas, tujuan organisasi akan lebih baik dan lebih cepat tercapai, karena masing-masing berusaha, berlomba menjadi orang yang paling banyak memberi kontribusi. Alangkah indahnya semangat berlomba ini.

Menutup tulisanku malam ini, aku ingin mengutip ucapan salah satu presiden Amerika Serikat terbaik, Jhon F. Kennedy:

[pull_quote_center]”Jangan tanya apa yang negara bisa berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang dapat kau berikan kepada negaramu.”[/pull_quote_center]

Sebuah kalimat yang sangat luar biasa, yang jika kita sama-sama menerapkannya dalam konteks berorganisasi secara luas, maka niscaya apapun yang menjadi tujuan akan dengan mudah diwujudkan. Kita tinggal mengganti kata “negara” itu dengan organisasi yang saat ini kita berada di dalamnya.

Jaga selalu kekompakan. Selamat berlomba!

Salam.