Imunisasi B adalah upaya pencegahan terhadap penyakit hepatitis B pada . Hepatitis B adalah infeksi organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B atau biasa disingkat VHB. Inveksi virus hepatitis B dapat menyebabkan kematian karena bisa menjadi sebuah penyakit yang bersifat akut atau kronik.

Penularan virus hepatitis B bisa terjadi melalui dari ibu ke bayinya pada saat melahirkan. Selain itu penularan juga bisa terjadi melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik. Virus hepatitis B dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia selama tujuh hari.

Jadwal Hepatitis B

[quote_box_left]Untuk bayi yang lahir dari ibu yang mengidap virus hepatitis B ditambahkan Imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum 24 jam.[/quote_box_left]

  1. Pemberian vaksin hepatitis B pertama kali diberikan pada saat bayi baru lahir (12 jam setelah lahir).
  2. Imunisasi hepatitis B selanjutnya dilakukan pada saat bayi berumur 1 bulan.
  3. Pemberian vaksin selanjutnya pada saat bayi berumur 3-6 bulan.

Jumlah pemberian sebanyak tiga kali. Jarak pemberian vaksin antara pemberian pertama dan kedua yaitu satu bulan. Pemberian kedua dengan ketiga berjarak tiga bulan.

Cara dan tempat pemberian vaksin

Imunisasi hepatitis B dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin ke dalam tubuh bayi/anak. Pada bayi atau pemberian vaksin yang pertama dilakukan pada paha. Untuk pemberian vaksin pada anak dilakukan di lengan. Penyuntikan vaksin pada bokong tidak dianjurkan karena akan mengurangi efektivitas vaksin.

Efek samping dan tanda keberhasilan imunisasi hepatitis B

Pada dasarnya imunisasi hepatitis B tidak memiliki efek samping. Namun ada gejala yang biasa terjadi setelah proses imunisasi yang biasa terjadi pada anak. Gejala yang bisa muncul adalah rasa nyeri pada bekas suntikan dan kemungkinan akan diikuti oleh demam ringan.

Untuk tanda keberhasilan imunisasi hepatitis B sendiri tidak punya ukuran kliniks yang bisa dijadikan patokan. Apabila ingin mengetahui tanda keberhasilannya dapat dilakukan setelah anak berusia satu tahun dengan melakukan pemeriksaan darah. Tujuannya adalah untuk melihat kadar hepatitis B nya.

Adakah kontra indikasi dari imunisasi hepatitis B?

Meskipun vaksin hepatitis B diberikan dengan tujuan memberikan kekebalan tubuh pada anak, namun harus memperhatikan kondisi anak terlebih dahulu. Berikut kondisi anak yang tidak boleh mendapatkan imunisasi hepatitis B:

  1. Memiliki riwayat alergi berat terhadap ragi
  2. Mengalami reaksi alergi berat terhadap vaksin setelah pemberian vaksin sebelumnya
  3. Anak yang sedang sakit sedang atau berat sebaiknya di tunda dulu sampai kesehatan kembali pulih.

Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Upaya pencegahan umum yang bisa dilakukan terkait dengan hepatitis B adalah dengan mensterilkan alat kesehatan secara memadai, penggunaan sarung tangan bagi tenaga medis, penyuluhan mengenai seks yang aman, dan melakukan skrining pada darah pendonor agar tidak terjadi penularan pada darah.