Penjabaran proses dalam tidak seperti pelajaran sejarah, namun lebih kepada mengajak pembacanya untuk menafakuri pelajaran yang terkandung di dalamnya.

Karenanya, kabar penciptaan alam, seringkali disebut sebagai cara mengajak manusia untuk berpikir tentang ‘keteraturan’ dari segala sesuatu serta Sang Maha Pencipta di balik ciptaan-ciptaan itu. Misalnya:

Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda [kekuasaan Allah] untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran [di muka bumi] terdapat tanda-tanda [kekuasaan Allah] untuk kaum yang meyakini, dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda [kekuasaan Allah] bagi kaum yang berakal. (QS. 45 : 3-5)

Tentang teori bing bang

Saat menyinggung penciptaan langit dan bumi, Qur’an tidak menafikan teori ledakan ‘bing bang’ sebagai awal mula alam semesta. Nyatanya, Qur’an mengatakan: “… bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya ….” (QS. 21 : 30).

Menyusul ledakan besar ini, kemudian Allah “…. menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab: Kami datang dengan suka hati.” (QS. 41 : 11)

Karenanya, elemen dan material yang kemudian membentuk menjadi planet dan bintang-bintang mulai mendingin, berkumpul dan mencari bentuknya, mengikuti hukum alam yang telah ditetapkan oleh Allah untuk seluruh semesta Alam.

Qur’an lebih jauh menyatakan bahwa Allah menciptakan matahari dan planet-planet, masing-masing dengan garis edarnya sendiri-sendiri.

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (QS. 21 : 33)

Alam semesta yang mengembang

Qur’an juga tidak menyangkal bahwa alam semesta senantiasa mengembang. Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan [Kami] dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. (QS. 51 : 47)

Telah menjadi debat berkepanjangan di kalangan sarjana-sarjana tentang makna persis dari ayat ini, sampai kemudian ilmu pengetahuan menemukan bahwa alam semesta terus mengembang.

Penciptaan dalam 6 hari?

gambar penciptaan alam semestaQur’an menyatakan bahwa “Allah menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari” (QS. 7 : 54). Meski hal ini terlihat sama dengan apa yang diceritakan di dalam bibel (injil), namun ada beberapa perbedaan penting.

Ayat yang menyatakan “enam hari” menggunakan kata Arab “yaum” (hari). Kata yang sama ini, muncul beberapa kali di dalam Qur’an, masing-masing merujuk pada jangka waktu yang berbeda.

Satu kali, 1 hari disebut sama dengan 50.000 tahun: “Malaikat-malaikat dan Jibril naik [menghadap] kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun” (QS. 70:4). Di lain kesempatan, 1 hari sama dengan 1.000 tahun: “Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. 22:47)

Dengan demikian, kata “yaum” dipahami, dalam konteks Al-Qur’an, sebagai satu jangka waktu yang amat panjang, satu era atau zaman. Karena itu, muslim menafsirkan kata “enam hari” sebagai enam masa yang amat lama, atau 6 era/zaman. Adapun panjang atau lamanya masa ini tidak lah ditentukan secara pasti, tidak pula pembentukan apa saja dari alam semesta yang terjadi dalam suatu masa tersebut.

Setelah selesai dengan penciptaan, Qur’an menggambarkan bahwa “…. Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy ….” (QS. 57:4).

Poin utamanya di sini, menyangkal pernyataan bibel tentang hari istirahat bagi Tuhan: “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam hari, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.” (QS. 50:38)

Allah tidak akan pernah “selesai” dengan pekerjaan-Nya, karena proses penciptaan akan terus berlangsung selamanya. Setiap bayi lahir, setiap benih yang tumbuh menjadi tunas, setiap spesies baru yang muncul di bumi, adalah bagian dari proses penciptaan Allah yang berkesinambungan.

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari; Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari padanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. 47:4)

Proses penciptaan alam semesta dalam Qur’an adalah sejalan dengan penemuan ilmu pengetahuan modern tentang pembentukan alam semesta dan juga kehidupan di bumi. Muslim telah memahami bahwa kehidupan dibentuk dalam jangka waktu yang amat lama, namun ‘melihat’ Allah di balik semua prosesnya.

Kisah penciptaan alam di dalam Qur’an diberikan dalam konteks untuk mengingatkan manusia tentang kebijaksanaan dan kebesaran-Nya.

Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya. (QS. 71 : 13-17)

Kehidupan dimulai dari air

Qur’an menggambarkan bahwa “…. dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup ….” (QS. 21:30)

Di dalam ayat lain disampaikan bagaimana “…. Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian [yang lain] berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. 24:45)

Ayat-ayat ini mendukung teori ilmiah yang menemukan bahwa kehidupan dimulai samudera di ini.

Penciptaan Adam dan Hawa

Sementara Islam memberikan ide atau gambaran umum tentang penciptaan dan tahapan perkembangan kehidupan, yang berlangsung selama jangka waktu yang lama, penciptaan manusia sendiri, adalah hal yang khusus dibahas dalam Qur’an.

Islam mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk hidup yang lain daripada lainnya, dan diciptakan dengan cara yang khusus pula. Manusia dibekali dengan anugerah dan kemampuan, yang tidak dimiliki makhluk mana pun selainnya, seperti jiwa dan kesadaran, pengetahuan dan kebebasan memilih.

Dengan kata lain, Muslim tidak percaya bahwa manusia muncul secara acak akibat proses evolusi dari kera. Manusia diciptakan dari dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan yang diberi nama Adam dan Hawa.

Kita akan membahasnya lebih dalam tentang Adam dan Hawa di lain waktu, Insya Allah….