Pengaturan (volume) atau dalam istilah teknisnya disebut dengan gain staging, adalah konsep dasar bagaimana memperoleh hasil rekaman audio yang bagus.

Secara sederhana gain staging adalah proses mengoptimalkan level sinyal input untuk memaksimalkan kekuatan sinyal sementara pada saat yang sama bertujuan meminimalisir noise.

Ini berlaku pada input dan output di setiap tahapan dalam proses rekaman audio. Oleh karena itu, adalah hal yang penting untuk memahami akibat buruk pada hasil akhir jika tidak dilakukan pengaturan gain input audio dengan baik.

Sebelum kita melangkah jauh dalam pembahasan, mari kita bahas terlebih dahulu tentang ‘noise’.

Apa itu noise?

Dalam hal ini, noise dapat diartikan sebagai bagian-bagian yang tidak diinginkan dalam sebuah rekaman audio.

Intinya, apapun suara yang tidak seharusnya ikut terekam bersama sound sebenarnya, itulah noise. Namun umumnya, yang disebut dengan noise adalah suara hissing akibat pengaturan volume input atau gain staging yang salah.

Condenser mic, karena ia sangat sensitif, paling sering menyebabkan noise bila pengaturan gain kurang tepat.

Nah, sebenarnya ada beberapa macam cara bisa dilakukan untuk meredam noise pada sinyal audio. Tapi, proses gain staging adalah cara paling efektif dan paling penting dari semuanya.

Ada istilah dalam komputer: ‘garbage in – garbage out’ yang artinya jika yang masuk sampah, maka yang keluar pun sampah pula. Jika inputnya jelek, maka outputnya pun pasti jelek.

Mendapatkan input audio yang baik seringkali biasa disebut dengan istilah ‘headroom’.

Headroom

Istilah headroom adalah perbedaan atau rentang antara level maksimum yang dapat dicapai tanpa terjadi clipping dari level sinyal rata-rata.

Dengan kata lain, ini adalah ukuran dari total rentang dinamis yang dapat diolah kemudian.

Headroom adalah salah satu fungsi dari tipe pre-amp yang Anda gunakan, dan Anda akan menemukan bahwa semakin mahal pre-amp, semakin bagus headroom yang diberikan.

Tapi ini juga tidak berarti bahwa Anda tidak akan mendapatkan sinyal audio yang baik dari sebuah mic pre-amp rata-rata, hanya saja Anda perlu melakukan usaha lebih untuk mendapatkan hasil seperti yang diharapkan.

Nah, sekarang Anda telah memahami tentang istilah headroom. Pertanyaan selanjutnya:

Bagaimana saya tahu pengaturan gain input audio sudah bagus?

Maka ini akan mengantarkan Anda pada ‘teman terbaik’ baru Anda, yaitu: Level Meter.

Level Meter

Baik, lalu apa manfaat nyata dari level meter? Silakan lihat gambar berikut.

Gambar ini menunjukkan berbagai setting input dari keyboard saya, yang dikontrol oleh mic-preamp dari audio interface atau mixer.

Sekarang, jika pengaturan gain diset terlalu tinggi pada pre-amp, maka distorsi akan menimpa seluruh sinyal audio yang masuk. Saya jamin Anda akan benci dengan suara yang dihasilkan.

Begitu pula jika diatur terlalu rendah, maka nantinya sinyal perlu dinaikkan lebih yang akan menyebabkan noise. Hasilnya akhirnya sama saja, membuat Anda frustasi.

Sebelum Anda memutuskan untuk membeli seluruh peralatan baru yang lebih mahal, pastikan Anda telah mengatur level untuk mendapatkan rasio terbaik antara sinyal audio dan noise. Yaitu dengan mengatur seperti pada gambar tengah di atas.

Strateginya adalah, pertama saya mengatur level fader dan panpot pada posisi 0 pada channel bersangkutan, lalu saya mainkan alat musik, menaikkan level sedikit demi sedikit sampai pada angka kurang lebih di -5dB pada meter level.

Kesimpulannya adalah, pengaturan gain level input pada setiap kali merekam masing-masing channel menjadi teramat penting. Jika input terlalu rendah atau terlalu tinggi, maka akan sulit untuk menghasilkan hasil akhir yang bagus.