Sedih sekali melihat saudara-saudara kita kaum Rohingya yang berada di luar sana hidup dengan penuh kemalangan. Pada tahun 2005 pernah akan keluar dari otoritas setempat di Buthidaung dan Maungdaw, tepatnya di baratlaut negara bagian arakan sepanjang perbatasan dua anak hasil perkawinan.
Mereka merupakan korban diskriminasi pemerintahan setempat yang sebelumnya pernah ditentang oleh pimpinan Aung San Suu Kyi karena dianggap sebagai bentuk pengekangan pertumbuhan penduduk kaum Rohingya. Hak kewarganegaraan yang ia miliki berdasarkan ketentuan hukum pemerintah setempat dipegang mutlak oleh penguasa Burma. Itu semua merupakan kejahatan kemanusiaan yang benar-benar melanggar HAM dengan berbagai tindakan semacam strategi genosida untuk menyingkirkan kaum tersebut.
Masih banyak sekali tindakan diskriminatif dari pemerintah setempat kepada kaum Rohingya tersebut. Mereka hidup terlunta-lunta permasalahan ini disebabkan karena persoalan suku dan agama, dimana mereka hidup sebagai muslim diantara umat budha.
Saat ini para kaum Rohingya mencoba melarikan diri dan keluar dari negaranya akibat perlakuan yang sewenang-wenang tersebut. Mereka coba berlayar dengan menggunakan kapal-kapal kecil sampai akhirnya berada di selat Malaka. Di selat Malaka mereka kehabisan bahan bakar dan akhirnya berhenti di tengah lautan. Para nelayan di Aceh yang sedang melaut menemukan mereka dengan keadaan yang memprihatinkan, kemudian para nelayan tersebut mengajaknya menepi di sekitar pesisir Aceh.
Para nelayan Aceh mencoba memberi tahu warga sekitar dan mencoba mengumpulkan bantuan dan tidak lama bantuan warga pun datang untuk diberikan kepada warga sekitar. Sungguh sangat mulia sekali warga Aceh yang siap sedia membantu dengan ikhlas kepada sesama, saya sendiri sangat kagum kepada warga Aceh tersebut.
Namun ketika membaca surat kabar yang mengatakan bahwasanya Pemerintah Indonesia tak akan membiarkan wilayah lautnya dimasuki kapal-kapal pengungsi Rohingya. Menurut Panglima TNI Jend. Moeldoko, bantuan kemanusiaan tetap akan diberikan kepada pengungsi yang terusir dari Myanmar tersebut, namun tetap melarang mereka masuk apalagi menepi di daratan Indonesia.
Sungguh sangat miris dan sedih melihat pernyataan dari Panglima TNI tersebut. Saat banyak sekali orang yang membantu warga yang kesulitan ternyata ada kebijakan dari TNI demi menjalankan sebuah tanggung jawab melindungi kedaulatan NKRI.
Kita sudah tahu betapa malangnya nasib kaum Rohingya karena penguasa setempat. Sebagai bentuk kemanusiaan saya harap Indonesia bisa menerima kedatangan mereka dan bertanya tentang sebenarnya apa yang terjadi, bukan justru mengusir para warga tersebut.