Tahap perkembangan anak sebelumnya sudah dijelaskan secara umum melalui artikel Cara memahami perkembangan anak.
Pada pembahasan tersebut ada tiga teori yang kami bahas secara sepintas yaitu teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget, teori perkembangan psikososial dari Erik Erikson, dan teori psikosesksual dari Sigmun Freud.
Pada pembahasan kali ini kami akan fokus pada tahap perkembangan anak berdasarkan teori psikoseksual.
Tahap perkembangan anak dari sudut pandang psikoseksual ada lima tahap yaitu tahap oral, tahap anal, tahap oedipal, tahap laten, dan tahap genital.
Tahap perkembangan anak I (Oral)
Tahap oral yaitu tahap perkembangan anak mulai dilahirkan sampai usia 1 tahun. Pada tahap ini anak menjadikan sumber kepuasan pada pemenuhan kebutuhan utama manusia yaitu makan dan minum. Oleh karena itu stimulus (rangsangan) akan kepuasan selalu diarahkan ke mulut.
Maka jangan heran ketika anak usia 0-1 tahun selalu mengarahkan benda-benda yang didapatnya ke mulut. Anak akan mendapatkan kepuasan tersendiri apabila berhasil memasukkan apa saja ke dalam mulutnya. Pada kehidupan selanjutnya kebiasaan ini akan terus berlanjut tetapi akan melakukan proses seleksi terlebih dahulu terhadap benda yang akan dimasukkan ke mulut. Hanya benda-benda tertentu saja misalnya, permen karet, makanan, rokok dan lainnya.
Tahap perkembangan anak II (Anal)
Tahap perkembangan anak selanjutnya adalah tahap anal. Pada tahap ini sumber kepuasan yang awalnya di arahkan ke mulut akan beralih ke pengeluaran feses (buang air). Pada tahap ini anak akan diajarkan tentang tata cara masuk toilet dan segala sesuatu yang berhubungan dengan buang air.
Melatih anak untuk buang air pada tempatnya adalah bagian penting pada tahap ini. Tahap perkembangan anak inilah proses awal orang tua mengajarkan tentang kebersihan. Tahap ini juga sangat di kenal dengan istilah pelatihan toilet.
Tahap perkembangan anak III (Oedipal)
Tahap perkembangan anak yang ketiga ini anak mulai mengenal perbedaan gender. Tahap ini sangat penting untuk mendapatkan perhatian penuh dari orang tua. Pada tahap ini anak mulai melihat bahwa ayah adalah saingan untuk mendapatkan kasih sayang dari ibu.
Tahap perkembangan anak ini melahirkan kecemasan, rasa takut dan juga rasa malu pada anak. Rasa cemas datang akibat adanya persepsi tentang persaingan mendapatkan kasih sayang dari ibunya. Sementara di sisi lain muncul juga muncul rasa takut akan mendapatkan hukuman dari ayahnya apabila terus menerus meminta kasih sayang dari ibunya.
Tahap perkembangan anak IV (Laten)
Tahap laten adalah tahap perkembangan anak yang mulai memasuki masa pubertas. Tahap laten ini berada pada rentang usia 5-12 tahun. Perhatian orang tua pada saat anak memasuki tahap ini adalah dengan mengalihkan energi seksual pada pengolahan keterampilan, intelektual dan juga interaksi sosial.
Support orang tua sangat penting pada tahap perkembangan anak ini. Apabila orang tua tidak memberikan pemenuhan terhadap peningkatan keterampilan dan hal bermanfaat lainnya maka anak bisa kehilangan rasa percaya diri. Secara teori tahapan seksual pada rentang usia tersebut cenderung stabil.
Tahap perkembangan anak V (Genital)
Tahap terakhir dari fase perkembangan seksual anak berada pada usia dua belas tahun ke atas. Pada tahap perkembangan anak ini, mulai muncul rasa ketertarikan dengan lawan jenis. Pada tahap ini orang tua harus bisa mengajarkan tentang pola hubungan sosial yang baik kepada anaknya.
Tahap perkembangan anak pada tahap genital di mulai dari pemenuhan kebutuhan pribadi (individu), berlanjut pada kehidupan kelompok dan masyarakat luas. Perhatian orang tua menjadi bagian penting dalam mengawal pola interaksi anaknya. Kesalahan informasi tentang kebutuhan seksual akan berdampak buruk pada anak.
Peran penting orang tua dari awal dalam memperkenalkan kebutuhan seksual sangat penting. Pengetahuan tentang seksual memiliki batas tabu untuk setiap tingkatan usia sehingga orang tua perlu tahu tahap-tahap tersebut. Hindarkan anak pada konflik yang bisa berdampak buruk pada perkembangan seksual nya.