Startup merupakan topik yang banyak digandrungi orang-orang di Indonesia. Entah itu anak muda maupun orang berpengalaman, semua menunjukkan ketertarikan di bidang startup. Secara tak langsung, ini mendorong pertumbuhan dan perkembangan perusahaan startup di Indonesia.

Menurut Startup Ranking, Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan perusahaan startup paling subur di dunia pada tahun 2019. Setali tiga uang, hasil studi Google bersama dengan Tamasek, digital Indonesia diprediksikan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Akan tetapi pada perjalanannya, startup Indonesia menghadapi sejumlah tantangan. Faktor-faktor x yang membuat pertumbuhannya tidak semulus yang diprediksikan.

Berikut Beberapa Tantangan Perkembangan Startup di Indonesia :

1. Product Market Fit

Kebanyakan startup didirikan karena ide-ide segar yang ditawarkan para foundernya. Solusi-solusi itu merupakan hasil pengamatan mereka di lapangan. Namun sayangnya, solusi-solusi tersebut hanya bersifat asumsi saja; tidak sesuai dengan kebutuhan pasar. Startup pun tidak bisa mencapai profit operasional.

Dilansir dari okezone.com, permasalahan product market fit tersebut bisa menyasar pada berbagai fase. Bisa jadi ke tahap problem-solution fit, product launch fit, product market fit, ataupun peningkatan skala bisnis.

Yang pasti, kesalahan di salah satu atau beberapa fase bisa menjerumuskan startup pada periode valley of death, yakni masa berhenti beroperasinya startup sebelum menggenggam keberhasilan komersial.

2. Sumber Daya Manusia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah sumber daya manusia terbesar di dunia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk usia produktif pada tahun 2020 mencapai 185,34 juta jiwa.

Akan tetapi, di tahun yang sama, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 11 juta jiwa. Hal ini menunjukkan betapa rendahnya kualitas talenta Indonesia. Implikasinya, jumlah sumber daya manusia di startup pun tidak banyak.

Tantangan ini disebabkan dari rendahnya mutu sumber daya manusia Indonesia, khususnya keterampilan digital untuk memenuhi persyaratan perusahaan startup. Fakta ini sangatlah miris, mengingat Indonesia menjadi salah satu negara dengan pemanfaatan teknologi terbesar di dunia.

3. Mencari Founder dengan Misi Serupa

Perusahaan dapat sukses jika “otak” dan “bahan bakar” berjalan dengan baik. Menciptakan berbagai inovasi produk untuk pasar. Penjualan tepat sasaran. Tidak mengalami kelesuan bahkan kebangkrutan.

Hal ini bisa dicapai dengan founder dengan misi serupa perusahaan startup. Tidak banyak manusia di dunia ini yang memiliki cita-cita serupa dengan kita. Mencari orang-orangnya sangat sulit, seperti mencari jarum di tumpukan jerami.

4. Mendapatkan Tim yang Tepat

Tidak banyak orang yang mau bergabung dengan startup baru. Meskipun mendapatkan anggota-anggota untuk pembangunan tim, belum tentu tim bisa solid dan mau diajak kerja sama. Cepat atau lambat, fenomena ini dapat mengakibatkan startup mengalami collapse.

5. Menciptakan Bisnis Model

Kebanyakan orang merintis startup lantaran semangat mengaplikasikan ide-idenya dalam bentuk nyata. Mendambakan suatu saat nanti ide-ide tersebut dapat menyelesaikan permasalahan orang-orang serta memperoleh profit darinya.

Akan tetapi, pada kenyataannya, mengembangkan startup tidak bisa hanya bermodalkan semangat saja. Pasalnya, hanya mengandalkan faktor semangat dapat membuat startup mengambil langkah-langkah yang bersifat impulsif.

Tidak sedikit startup yang mengalami collapse lantaran faktor bisnis model. Belum selesai merampungkan bisnis model, sudah buru-buru mengeksekusi langkah-langkah penjualan.

6. Mendapatkan Investor

Merintis perusahaan startup membutuhkan modal yang tidak sedikit. Tidak hanya berasal dari modal pendiri semata, namun startup memerlukan suntikan modal dari pihak-pihak lain. Supaya startup dapat melakukan trial and error serta mengembangkan perusahaan secara tepat, efektif, dan progresif.

Kebanyakan orang mencari investor untuk membantu mendanai perusahaan startupnya. Pasalnya, pendanaan dari investor tidak membutuhkan jaminan dan pelunasan bunga sebagaimana di bank.

Namun, mendapatkan suntikan dana dari investor tidak semudah mengembalikkan telapak tangan. Untuk menggaet investor yang tepat, Anda perlu melakukan pitching yang baik, memberitahukan jumlah keuntungan yang bisa diperoleh  si investor, serta menunjukkan cara startup Anda menghadapi risiko dan ancaman di masa yang akan datang.

Penutup

Itulah beberapa tantangan perkembangan perusahaan startup di Indonesia. Merintis dan membangun startup tidak semudah apa yang kita bayangkan. Namun, dengan mengenali karakteristik startup, Anda dapat mengatasi permasalahan dengan mudah. Semoga dengan artikel ini, Anda dapat menyiapkan strategi dan mengatasi ancaman startup di masa yang akan datang.