Menulis adalah seni dan kreatifitas, menulis juga merupakan sarana penyampaian ekspresi, ide dan gagasan kepada pembaca. Namun terkadang, seorang penulis (terutama pemula) bisa saja tiba-tiba kehilangan mood, kehilangan semangat dan antusiasme dalam menulis. Kenapa hal ini bisa terjadi?
Mungkin tiga hal di bawah ini yang membuat Anda enggan dan tidak lagi produktif dalam menulis.
1. Merasa minder ketika melihat karya orang lain yang lebih bagus
Seorang penulis pemula adalah seorang yang mulai mencari jati diri. Meski terkadang gaya penulisannya masih mencontek penulis yang lain, hal ini adalah wajar karena seorang penulis pemula sedang mencari jati diri dan masih dalam tahap belajar.
Namun ketika seorang penulis pemula membandingkan karyanya dengan karya orang-orang yang lebih senior dan menemukan banyak kesalahan mulai dari gaya bahasa yang masih “kekanak-kanakan” terkadang itu membuatnya merasa minder, merasa malu dan kemudian dia memutuskan untuk berhenti menulis.
Tentu saja, ini adalah sebuah kesalahan besar jika anda memutuskan berhenti menulis. Karena menulis itu seperti halnya kita menggunakan pisau, semakin diasah, akan semakin tajam.
Meski ketika kita menulis tulisan, kita tidak bisa runtut dan masih banyak kekuarangan di sana-sini, namun dengan terus belajar sebenarnya kita bisa terus menyempurnakan tulisan kita.
2. Putus asa karena kritikan
Banyak para penulis pemula, ketika mendapatkan kritikan, merasa seakan terkena badai begitu besar, terkena musibah yang begitu besar, dia merasa tidak pantas lagi untuk menulis dan akhirnya berhenti dari aktivitas blogging yang selama ini dia tekuni. Ini salah!
Saya pernah mendapat sebuah komentar yang unik seperti ini “gayaan doang lo”. Apakah ini menghentikan aktivitas penulisan saya, ternyata tidak.
Karena setelah komentar itu muncul, saya malah bisa membuat ratusan artikel di beberapa blog milik saya. Kenapa bisa demikian? Karena ternyata ketika saya bertanya kepada dia (orang yang berkomentar), kenapa Anda berkomentar demikian, dia tidak menjawab dan hilang entah ke mana.
Jadi jangan takut dengan kritikan, justru jadikan itu sebagai pemacu semangat untuk belajar menulis lebih baik lagi.
3. Belum menjadikan menulis sebagai hobi
Ketika kita akan menulis dan kita menunggu mood, itu seperti kita menunggu bus yang belum tentu datangnya kapan. Lebih baik kita mulai menulis dan memaksakan diri untuk menulis. Sampai membiasa dan merasa jika satu hari saja kita tidak menulis sebuah artikel, kita merasa ada sesuatu yang kurang. Inilah yang saya namakan sebagai sindrom blogger.
Karena jika kita sudah merasa demikian, berarti kita sudah memiliki hobi menulis. Bahkan saking sukanya saya menulis, ketika saya keplesetpun ingin saya tulis. Namun sayang hal tidak memenuhi syarat untuk diterbitkan di Erudisi, hehe….
Sesuatu bisa karena terbiasa, jika sudah membiasa maka akan menjadi hobi, jika sudah menjadi hobi maka akan menjadi kesenangan tersendiri ketika kita melakukannya.