Latar belakang bin Affan

Utsman bin Affan terlahir dari keluarga kaya. Ayahnya adalah seorang saudara kaya yang meningqal sejak Utsman masih muda. Kemudian ia mengambil alih bisnis ayahnya, dan kemudian ia dikenal sebagai pekerja keras lagi murah hati kepada siapa saja.

Dalam perjalanan-perjalanan niaga itulah, Utsman banyak bertemu dengan budaya dan agama berbeda, yang membuatnya memiliki pandangan luas. Utsman termasuk salah satu yang awal-awal menerima dakwah Islam. Dan dengan kekayaan yang dimilikinya, ia tidak segan-segan membantu apapun yang dibutuhkan oleh orang-orang kala itu.

Utsman menikahi putri Rasulullah, Ruqoyyah. Dan setelah wafat, ia kembali menikahi putri nabi lainnya, yaitu Ummu Kultsum.

Terpilih sebagai

Sebelum kewafatannya, Umar bin Khattab mewasiatkan 6 nama dari sahabat-sahabat terkemuka Nabi dan memerintahkan agar mereka berenam memilih salah satunya untuk menjadi pemimpin dalam waktu 3 hari.

Setelah 2 hari mengadakan pertemuan, belum juga didapat siapa pengganti khalifah Umar. Salah seorang dari keenam nama yang disebut Umar, yaitu Abdurrahman bin Auf, menarik diri menjadi calon pemimpin dan bertindak sebagai pemilih yang menentukan. Dan setelah perundingan lanjutan, akhirnya mengerucutlah kepada 2 nama, yaitu Utsman dan Ali. Dan Utsman akhirnya terpilih sebagai khalifah.

Kelebihan Utsman sebagai khalifah

Sebagai khalifah, Utsman mewarisi berbagai tantangan dan masalah dari periode kepemimpinan sebelumnya. Terutama masalah dengan Persia dan Romawi, yang meski sudah ditaklukkan sepenuhnya, namun tetap masih memberi ancaman-ancaman serius yang harus diwaspadai.

Tapal batas wilayah kekuasaan Islam terus meluas, seiring hal itu, pertama kalinya khalifah Utsman membentuk kekuatan angkatan laut.

Sedangkan secara internal, dengan perluasan wilayah dan kekuasaan Islam, mau tidak mau, bertambah pula pengaruh-pengaruh dari kebudayaan dan adat-istiadat setempat. Sehingga Utsman memandang perlunya menyatukan seluruh umat Islam dengan membuat peraturan dan arahan yang dikirimkan ke seluruh gubernur atau penguasa lokal.

Dan karena umat Islam telah berkembang luas ke luar jazirah Arab dengan berbagai bahasa, maka Utsman pun memerintahkan untuk membukukan Al-Qur’an menggunakan satu dialek yang sama, sebagai simbol persatuan umat muslim.

Akhir pemerintahan Utsman

Dibanding semua khulafaur rasyidin, Utsman adalah yang terlama memegang tampuk kepemimpinan selama 12 tahun.

Menjelang akhir pemerintahannya, mulai muncul pemberontakan-pemberontakan. Mereka menyebarkan propaganda dan berita bohong tentang pribadi Utsman, kekayaan dan keluarga. Utsman dituduh menyalahgunakan kekuasaan, memperkaya diri sendiri dan mengangkat sanak-keluarga sebagai orang-orang penting dalam pemerintahan.

Pada puncaknya, pemberontakan ini semakin menguat karena beberapa penguasa lokal / gubernur ikut bergabung kepada musuh. Dan pada akhirnya, sekelompok musuh mendatangi rumahnya, lalu membunuh khalifah ketika sedang membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an.