Berwisata, memang kegiatan yang mengasyikkan dan diminati semua kalangan, terutama kalangan anak muda. Banyak dari mereka yang menggunakan waktu liburannya untuk mendaki gunung, melewati jalan bebatuan yang terjal, tebing curam di kiri kanan, berkemah di tengah hutan belantara, dan saat mencapai puncak tertinggi, biasanya mereka akan menuliskan suatu pesan pada selembar kertas yang kebanyakan isinya ditujukan pada orang terkasih yang ditinggal mendaki gunung.
Atau contoh lainnya seperti bepergian ke pulau, berfoto di pinggiran pantai yang menyajikan pesona indah, deburan ombak dan matahari terbenam. Dan semua itu hanya sebatas wisata alam saja.
Nah, bagaimana jika wisata alam ini dipadukan dengan wisata sejarah? Bagi anda para wisatawan pencinta sejarah, ada baiknya anda segera berkemas dan berangkat menuju Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Berkunjung ke kota ini, anda seperti kembali ke masa lampau. Kota dengan arsitektur bangunan klasik dan berstruktur alam perbukitan yang berbentuk kuali ini pernah menjadi kota terbesar penghasil tambang batu bara Nusantara pada zaman penjajahan Belanda dulu. Dan kini, kita masih dapat menyaksikan peninggalan sejarah yang menjadi saksi bisu tambang tersebut.
1. Loebang Mbah Soero
Loebang Mbah Soero merupakan sebuah gua tambang batu bara dengan panjang 1,5km yang terletak di Kelurahan Tanah Lapang, Lembah Segar, Kota Sawahlunto.
Gua ini mulai beroperasi dari tahun 1891 hingga tahun 1932 dan menjadi pusat utama pengoperasian tambang batu bara Nusantara. Saat anda berkunjung ke gua ini, anda akan didampingi oleh pemandu wisata gua, berpakaian lengkap ala pekerja tambang, dan mendapatkan penjelasan sejarah mengenai Loebang Mbah Soero ini.
2. Silo
Silo merupakan tempat penyimpanan batu bara yang terletak di Kelurahan Saringan, Kota Sawahlunto. Batu bara yang disimpan di silo ini merupakan batu bara yang telah disortir sesuai kualitas dan siap diangkut menuju pelabuan di Teluk Bayur.
Bangunan ini setinggi 42 meter dan pada puncaknya terdapat rel kereta api yang digunakan sebagai tempat lewatnya kereta pengangkut batu bara yang berasal dari gua tambang. Sawahlunto memiliki 3 tower silo raksasa yang sekaligus menjadi simbol betapa berjayanya aktivitas tambang batu bara di kota ini pada masanya.
3. Museum Goedang Ransum
Museum ini berlokasi di Jl. Abdurrahman Hakim, Tanah Lapang, Lembah Segar, Kota Sawahlunto. Dulunya museum ini merupakan dapur umum dan rumah sakit yang menangani pasien gawat darurat yang berasal dari pekerja tambang yang didirikan tahun 1918. Pada masanya, Goedang Ransum ini mempekerjakan lebih dari 150 orang karyawan. Di dalamnya anda akan disuguhi pernak-pernik dapur raksasa yang didatangkan langsung dari Jerman, alat-alat yang pernah digunakan saat proses tambang, replika makanan yang pernah disajikan untuk pekerja tambang, dan bekas pakaian para pekerja tambang.
Pada dinding museum, terpajang foto-foto asli bagaimana proses tambang saat itu dilakukan, beserta foto-foto para pekerja tambang yang dikenal dengan sebutan orang rantai. Para pekerja tambang ini disebut sebagai orang rantai karena pada saat menambang batu bara dahulu pergelangan kaki para pekerja tambang ini dirantai satu dengan yang lainnya, sehingga tidak dipungkiri, banyak pekerja tambang yang kehilangan nyawanya saat bertugas.
4. Kereta Api Mak Itam
Kereta api ini merupakan alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut batu bara dari dalam gua tambang menuju silo dan kemudian diangkut menuju pelabuhan Teluk Bayur untuk dikirim ke beberapa daerah di Indonesia. Alat transportasi ini sempat beroperasi untuk kegiatan tambang selama 45 tahun dan didatangkan langsung dari Jerman.
Pada tahun 2009, kereta ini pernah dijadikan kereta wisata yang beroperasi dari Sawahlunto menuju Danau Singkarak karena banyak wisatawan yang ingin menikmati bagaimana rasanya naik kereta api yang masih menggunakan bahan bakar batu bara. Namun tahun 2012 pengoperasiannya dihentikan lantaran mesinnya sudah kian tua dan bahan bakarnya semakin sulit didapatkan.
Kini anda dapat menemui kereta api ini di Museum Kereta Api Sawahlunto yang berlokasi di Kelurahan Pasar, Lembah Segar, Kota Sawahlunto.
Berwisata ke Sawahlunto ini barat pepatah, sambil menyelam minum air. Selain mendapatkan pemandangan alam yang eksotis, anda juga mendapatkan ilmu mengenai salah satu sejarah Nusantara. Mari berkunjung ke kota tambang!