Ketika manusia mulai meninggalkan Al-quran maka kebinasaan dan kesesatan akan mulai nampak di muka bumi. Hal ini telah diprediksikan oleh Nabi tercinta Muhammad saw, sebagaimana riwayat berikut.

Diriwayatkan dari Harist, beliau berkata:

Dulu saya pernah melihat masjid, tiba-iba saya melihat orang di dalamnya berbicara panjang lebar, lalu saya mendatangi Ali, dan berkata: Wahai amirul mu’minin apakah engkau tidak melihat orang-orang berbicara panjang lebar?

Ali berkata, “Benarkah mereka telah melakukannya?”

Saya menjawab, “Ya.”

Ali pun berkata: “Ingatlah, saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “ingatlah bahwa sesungguhnya akan terjadi .

Aku (Ali) bertanya: “Apa jalan keluarnya wahai Rasulullah?”

Rasul Menjawab: Kitab Allah (Al-quran) yang di dalamnya terdapat kisah orang-orang sebelum kalian, juga berita tentang sesuatu yang akan datang setelah kehidupan kalian, serta hukum yang terjadi di antara kalian.

Dia (Al-Quran) adalah pemisah antara yang hak dan yang batil, bukan senda gurau. Barang siapa dari orang-orang yang lalai atau sombong meninggalkan, maka Allah akan membinasakannya. Barang siapa mencari petunjuk selainnya maka Allah akan menyesatkannya.

Dia (kitab Allah) adalah tali Allah yang kuat, dzikir yang bijaksana juga jalan yang lurus. Dia (kitab Allah) adalah sesuatu yang membuat keinginan-keinginan nafsu tidak menyimpang, tidak membuat lidah merasa sulit, tidak membuat ulama menjadi kenyang, tidak menjadi usang sebab banyak diulangi, serta keajaiban-keajaibannya tidak akan habis.

Barang siapa yang berkata sesuai dengan Al-Quran maka dia telah berkata jujur dan barang siapa mengamalkannya akan diberi pahala, dan barang siapa menghukumi dengannya maka dia telah berbuat adil, dan barang siapa mengajak padanya maka akan diberi petunjuk pada jalan yang lurus….”

Abu Isa berkata ini adalah hadist yang ghorib dan penyandarannya tidak diketahui. Meski demikian kita bisa mengambil dari hadis di atas antara lain:

Keterangan singkat:

  • Yang dimaksud berbicara panjang lebar adalah berbicara lebar tentang manusia dan kebatilan-kebatilan mereka, mereka tidak membaca Al-Quran.
  • Kesukaan membaca Al-Quran tidak akan sirna walaupun dibaca berulang kali.

Aspek pendidikan yang bisa kita ketahui dari hadis di atas:

  • Al-Quran merupakan jalan keluar dari fitnah.
  • Al-Quran merupakan sumber pengetahuan masa lalu dan masa yang akan datang.
  • Manusia seharusnya menjadikan Al-Quran sebagai rujukan ilmu.
  • Hendaknya membaca dan mempelajari Al-Quran dibandingkan berbincang-bincang tentang hal lain.

Penjelasan tambahan singkat:

  • Betapa kita sering lalai dalam nikmat yang lima, terutama dalam nikmat waktu luang. Sering sekali tanpa sadar kita terlalu sering membicarakan orang lain.
  • Bahkan membicarakan aib orang lain atau bersenda gurau yang berlebihan. Hingga kita lalai untuk mengkaji dan mengaji dengan Al-Quran. Betapa pentingya Al-Quran dalam hidup kita ini, hingga kita diharuskan berhukum, dan mengambil jalan keluar dengan Al-Quran agar kita bisa selamat, baik selamat di dunia maupun di akhirat.
  • Al-quran merupakan sumber ilmu yang tidak akan habis. Telah terbukti bahwa keajaiban-keajaibannya yang mulai terungkap dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Bukan makin habis keajaiban itu tapi makin banyak yang mulai ditemukan. Bukankah kita mengetahui teori bigbang yaitu awal penciptaan alam semesta dari ketiadaan? Tanpa kita sadari ilmu ini sudah diungkapkan oleh Al-Quran ribuan tahun yang lalu, dan banyak lagi keajaiban yang diungkapkan oleh Al-Quran yang tentunya tidak kita bahas di sini.
  • Para orang tua juga bisa belajar dari Al-Quran tentang cara mendidik anak yang baik. Banyak teladan dan hikmah yang terdapat di dalamya.

Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang selamat dan diridhai Allah swt.