Inilah Keutamaan Shalat Dhuha, Muslim Wajib Baca

Juwita

Keutamaan kita melaksanakan shalat dhuha
Ilustrasi ruangan masjid

ERUDISI.comKeutamaan Sholat Dhuha banyak sekali. Waktu mengerjakan shalat ini yaitu setelah matahari terbit dan meninggi hingga setinggi tombak.

Diantara

1. Shodaqoh Harian Seluruh Persendian

Seperti disampaikan dari  Abu Dzar bahwa  Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma'ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka'at” (HR. Muslim no. 720)

Sangatlah jelas betapa luar biasanya kita jika melaksanakan ini.

2. Masya Allah, 4 Rakaat Sholat Dhuha bisa Menyebabkan Perlindungan Hingga Sore Hari

Dari Nu'aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Allah Ta'ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka'at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

3. Sholatnya Orang Yang Senantiasa Kembali Kepada Allah (Awwabiin)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berlibur,

لاَ يُحَافِظُ عَلَى صَلاَةِ الضُّحَى إِلاَّ أَوَّابٌ، وَهِيَ صَلاَةُ الأَوَّابِيْنَ

“ Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah shalat awwabin .” (HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib 1: 164).

4. Pahalanya Sama dengan Haji atau Umrah

Jika seorang ikut sholat berjamaah Subuh di masjid kemudian terus berdzikir hingga masuk waktu Dhuha dan selanjutnya sholat 2 rokaat di waktu Dhuha, maka pahalanya seperti haji atau umrah secara sempurna. Berdasarkan hadits Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam:

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ:”مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ”.

Dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu , ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengerjakan shalat Shubuh di masjid secara berjamaah, lalu dia tetap berada di dalam masjid sampai melaksanakan shalat sunnah (di waktu) Dhuha, maka (pahala) amalannya itu seperti pahala orang yang menunaikan ibadah haji atau umrah secara sempurna”. [HR Thabrani, VIII/154 no.7663. Hadits ini dinyatakan sebagai hadits hasan li ghairihi oleh Syaikh al-Albâni rahimahullah dalam Shahîhut Targhîb wat Tarhîb, I/112 no.469].

5. Sholat Yang Diwasiatkan Rasulullah

Dua rokaat sholat Dhuha adalah wasiat Nabi kepada beberapa Sahabat, yaitu Abu Hurairah, Abu Dzar, dan Abu Darda'. Diantara haditsnya adalah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : أَوْصَانِي خَلِيلِي – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَرَكْعَتَي الضُّحَى ، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

وَالإيتَارُ قَبْلَ النَّوْمِ إنَّمَا يُسْتَحَبُّ لِمَنْ لاَ يَثِقُ بِالاسْتِيقَاظِ آخِرَ اللَّيْلِ فَإنْ وَثِقَ ، فَآخِرُ اللَّيْلِ أفْضَلُ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kekasihku—Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam—mewasiatkan kepadaku untuk puasa tiga hari setiap bulan, mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat, dan melakukan shalat witir sebelum tidur.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 1178 dan Muslim, no. 721]

6. Orang Yang Sholat Dhuha Disamakan Dengan Pasukan Perang

Barangsiapa yang berwudhu kemudian berangkat ke masjid untuk sholat Dhuha, maka ia bagaikan pasukan perang di jalan Allah yang dekat tujuannya, cepat pulangnya, dan banyak ghanimah (harta rampasan perang) yang didapatkan.

Di dalam sebuah hadis disebutkan,

بعَث رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم سَرِيَّةً فغنِموا وأَسرَعوا الرَّجعَةَ فتحَدَّث الناسُ بقُربِ مَغزاهم وكثرَةِ غَنيمَتِهم وسُرعَةِ رَجعَتِهم فقال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم ألَا أدُلُّكم على أقرَبَ منه مَغزًى وأكثرَ غَنيمَةً وأَوشَكَ رَجعَةً مَن توَضَّأ ثم غَدا إلى المَسجِدِ لِسُبحَةِ الضُّحَى فهو أقرَبُ مَغزًى وأكثَرُغَنيمَةً وأَوشَكُ رَجعَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus pasukan perang kemudian pasukan itu mendapatkan harta rampasan dan pulang cepat. Maka, para sahabat banyak yang membicarakan tentang pasukan tersebut yang tujuannya dekat, rampasan perangnya banyak, dan cepat kembali.

Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Maukah kalian aku tunjukkan kepada yang lebih dekat tempat perangnya, lebih banyak harta rampasan perang, dan lebih cepat kembali?'

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang berwudu kemudian berangkat ke masjid untuk melakukan salat Duha, maka itulah yang lebih dekat tempat perangnya, lebih banyak harta rampasan perangnya, dan lebih cepat kepulangannya.” (HR. Ahmad no. 6638 dan Thabrani no. 14684)

Waktu Pelaksanaan Sholat Dhuha

Waktu melaksanakan sholat Dhuha 15 menit setalah matahari terbit hingga Sekitar 10 atau 5 menit sebelum waktu zawal (matahari tergelincir ke barat.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata, “Awal waktu shalat Dhuha adalah ketika matahari meninggi setinggi tombak ketika dilihat yaitu 15 menit setelah matahari terbit.” (Syarh Al Arba'in An Nawawiyah, hal. 289)

Kesimpulan

Banyak sekali keutamaan shalat dhuha yang bisa memotivasi kita untuk melaksanakan. Mengerjakan amalan yang bisa menambah ketaatan kita kepada Allah. Amalan yang semakin mendekatkan kita pada tujuan akhir kita surganya Allah.

Waktu melaksanakan sholat ini yaitu 15 menit setelah matahari terbit hingga 10 menit matahari tergelincir ke Barat.Semoga Allah mudahkan.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Temukan jawaban dan inspirasi setiap hari bersama Erudisi.

Related Post