Apa yang dimaksud dengan “” dalam Qur’an?

Yang utama, Qur’an terbagi menjadi bagian-bagian surat dan ayat. Tapi sebagai tambahan, Qur’an pun dibagi menjadi 30 bagian sama panjang, disebut dengan Juz. Pembagian juz ini bertujuan memudahkan dalam membaca Qur’an selama periode satu bulan. Terlebih pada saat bulan , di mana sangat dianjurkan untuk menuntaskan membaca Qur’an paling tidak satu kali khatam (membaca seluruh isi Al-Qur’an dari awal sampai akhir).

Surat dan ayat yang terkandung dalam juz 6

Juz ke-6 berisi dua surat, yaitu bagian akhir surat An Nisa (mulai dari ayat 148) dan permulaan surat Al Maidah (sampai dengan ayat 81).

Kapan surat dan ayat dalam juz 6 diturunkan?

Ayat dalam juz ini sebagian besar diturunkan pada tahun-tahun awal setelah peristiwa hijrah ke Madinah, ketika Nabi Muhammad SAW mulai membangun persatuan dan perdamaian antara komunitas Muslim, Yahudi, Kristiani dan suku-suku nomaden yang terdiri dari banyak etnis berbeda.

Umat Muslim mengadakan persekutuan dan menandatangani perjanjian dengan berbagai kelompok, dengan hak-hak politik dan keagamaan bagi semua pihak, juga kebebasan dan peran dalam hal pertahanan negara.

Sementara perjanjian-perjanjian ini sebagian berjalan dengan baik, sesekali terjadi juga konflik, bukan karena alasan agama, tapi lebih karena pengingkaran terhadap perjanjian yang akhirnya mengarah pada agresi dan ketidakadilan.

Ayat-ayat pilihan di juz 6

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan [kebenaran] karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 5:8)

Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja [di antara mereka] yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak [pula] mereka bersedih hati. (QS. 5:69)

Tema utama juz 6 Al-Qur’an

Bagian akhir dari surat An-Nisa kembali ke topik tentang hubungan antara Muslim dan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani). Qur’an memperingatkan Muslim agar tidak mengikuti jejak mereka yang membagi keyakinan, mengada-adakan hal-hal baru pada agama dan mengingkari atau tersesat dari ajaran murni nabi-nabi mereka.

Seperti telah diuraikan sebelumnya di pembahasan juz 5, bahwa surat An-Nisa diturunkan tidak lama setelah kekalahan Muslim pada perang Uhud. Ayat terakhir dari surat ini menjelaskan aturan dan hukum tentang pembagian harta warisan, yang relevan terhadap janda-janda dan anak yatim akibat dari perang Uhud.

Surat berikutnya, yaitu surat Al-Maidah, dibuka dengan satu diskusi tentang hukum makanan, ibadah haji, pernikahan dan hukum pidana terhadap kejahatan-kejahatan tertentu. Ini memberikan kerangka dasar untuk hukum dan praktik sosial yang berlaku di tahun-tahun awal komunitas Muslim di Madinah.

Surat ini kemudian berlanjut dengan pembahasan tentang pelajaran yang bisa diambil dari kisah para nabi terdahulu, dan mengajak orang-orang ahlul kitab untuk mempelajari . Allah mengingatkan orang-orang beriman tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan umat-umat terdahulu, seperti mengingkari bagian tertentu dari firman-firman Tuhan atau membuat perdebatan agama tanpa ilmu. Lebih detilnya diberikan kisah tentang hidup dan ajaran Nabi Musa sebagai tamsil.

Qur’an juga memberi jawaban bagi orang-orang Islam yang mendapat ejekan (atau lebih buruk) dari tetangga mereka (suku Yahudi dan Kristiani). Qur’an mengatakan:

Katakanlah: “Hai Ahli kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?” (QS. 5:59)

Bagian ini lebih lanjut, memperingatkan Muslim agar tidak mengikuti jejak mereka yang tersesat.

Lalu Allah juga mengingatkan bahwa beberapa pemeluk Kristen dan Yahudi adalah orang-orang yang baik dalam keimanan serta tidak menyimpang dari ajaran Nabi mereka.

Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan [hukum] Taurat, Injil dan [Al Qur’an] yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka. (QS. 5:66)

Muslim diminta untuk melakukan pendekatan dalam hal kesamaan keimanan dan menghargai keputusan mereka. Sedangkan bukan lah hak kita untuk menghakimi isi hati atau niat seseorang.