Insiden turbulensi pesawat merupakan hal yang biasa dalam dunia penerbangan, yaitu keadaan di mana pesawat terbang mengalami pergeseran posisi dari kanan ke kiri, naik-turun akibat perubahan angin yang tidak beraturan dengan efek guncangan ringan sampai berat.
Memahami Turbulensi Pesawat Terbang
Turbelensi adalah perubahan kecepatan aliran udara yang sering terjadi di dunia penerbangan pada skala kecil dan dalam jangka waktu yang pendek serta acak sehingga dapat menyebabkan pesawat terbang menjadi tidak stabil dengan efek guncangan akibat pesawat terbang bergeser dari kiri ke kanan dan atau naik-turun.
Pada umumnya ada 4 tingkat turbulensi, yakni:
1. Turbulensi tingkat satu
Turbulensi tingkat ini terjadi hanya sesaat dan pengaruhnya pun sangat kecil, namun tetap saja menimbulkan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh penumpang pesawat terbang, yakni guncangan ringan sesaat.
2. Turbulensi tingkat dua
Posisi pesawat terbang mengalami perubahan ketinggian tapi pesawat masih bisa dikendalikan oleh sang pilot. Turbulensi jenis ini dapat membuat pesawat mengalami guncangan dalam skala sedang.
3. Turbulensi tingkat tiga
Turbulensi tingkat 3 diklaim sebagai turbulensi tingkat severe (parah) karena sulit terdeteksi secara visual melalui radar dan mata pilot yang menyebabkan pesawat lepas kendali beberapa saat dan menyebabkan penumpang mengalami guncangan keras.
Salah satu kasus pesawat mengalami jenis turbulensi baru-baru ini, yakni Etihad Airways EY-474 yang membawa pulang jemaah umrah kembali ke tanah air.
Akibat insiden tersebut beberapa penumpang pesawat terbang yang tidak mengenakan sabuk pengaman mengalami cidera ringan sampai parah.
4. Turbulensi Tingkat empat
Hanya keajaiban dapat menyelamatkan pesawat dan para penumpang beserta awak pesawat terbang dari insiden turbulensi tingkat ini. Turbulensi ini diklaim dapat membuat pesawat terlempar dan hampir mustahil untuk bisa dikendalikan. Pada umumnya turbulensi ringan yang terjadi pada pesawat terbang rasanya sama seperti mengendarai mobil melewati gundukan atau jalanan berbatu.
Menurut pakar penerbangan, pada umumnya turbulensi tidak membahayakan pesawat, tapi lebih dianggap sebagai ketidaknyamanan, bukan sebagai bahaya keselamatan.
Meski demikian, turbulensi tingkat severe (parah) bisa berakibat fatal, dan bisa saja melukai penumpang yang tidak memakai sabuk pengaman.
Untuk itu, sebagai penumpang pesawat terbang, selalu kenakan sabuk pengaman untuk menghindari cedera akibat turbelensi, karena turbulensi bisa terjadi kapan saja, tanpa terduga dan mendadak, bahkan pilot yang sudah berpengalaman sekalipun sulit memprediksi terjadinya turbulensi, sehingga tidak sempat mengamankan pesawat ke jalur yang lebih aman untuk menghindari ketidaknyamanan.
Meski demikian, tidak berarti semua jenis turbulensi tidak terdeteksi radar. Salah satu turbulensi yang bisa terdeteksi lebih dini, yakni awan cummulonimbus, fenomena alam ini biasanya dapat dihindari oleh pilot. Jadi bisa dikatakan perjalanan dengan pesawat terbang adalah hal yang aman.