Pada suatu hari Umar bin Khattab r.a. berkunjung ke rumah Rasulullah SAW. Pada saat itu beliau sedang tidur di balai yang beralaskan tikar daun kurma yang dirakit dengan tali. Rasulullah pun segera bangkit, namun bekas tali-tali tikar itu tampak jelas di sekujur punggung Nabi Muhammad. Melihat pemandangan ini Umar pun menangis.
“Apa yang menyebabkan kau menangis Umar?”, tanya Rasulullah. “Aku membandingkan kehidupanmu dan kehidupan kisra Persia dan Kaisar Romawi dengan segala kemegahan kerajaan mereka. Engkau adalah kekasih Allah, namun betapa mengenaskan kehidupanmu ini, tidur beralaskan tikar yang dirangkai dengan ikatan tali”, ucap Umar bin Khattab.
Mendengar ini, Rasulullah pun menjawab, “Adakah engkau tidak puas jika mereka hanya mendapatkan dunia, sedang kita yang akan berbahagia di akhirat nanti untuk selamanya wahai Umar?” Masih terisak-isak dengan tangisnya Umar pun menjawab, “Kalau begitu aku akan puas ya Rasulullah, aku puas.”
“Memang nanti keadaan berbalik seperti itu Umar”, ucap Rasulullah saw lebih lanjut.
Kisah di atas menggambarkan betapa sederhananya sikap hidup Rasulullah jika dibandingkan dengan kemewahan dan kemegahan dari sikap hidup raja-raja Romawi dan Persia.
Bahkan dalam sebuah hadist, Rasulullah tidak pernah kenyang dengan roti gandum selama dua hari berturut-turut hingga beliau wafat, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a.
Dari Aisyah mengatakan: “Keluarga Nabi Muhammad SAW belum pernah kenyang dengan roti gandum selama dua hari berturut-turut hingga beliau (Nabi) meninggal dunia”. (HR. Bukhori-Muslim)
Kisah di atas juga memberikan kabar gembira kepada kita bahwa di akhirat nanti umat muslim yang taat akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Semoga kita bisa menjadi seorang yang mendapatkan kebahagiaan di akhirat dan menjadi pribadi yang terbiasa hidup dengan kesederhanaan namun penuh dengan kebahagiaan sebagaimana keluarga Nabi Muhammad SAW.