ERUDISI.com –   Adakah syarat diterima amalan shalih? Pertanyaan ini sangat penting sekali untuk kita renungkan. Apalagi menyambut dimana semangat beribadah jauh lebih besar daripada hari biasanya. Apakah semua perbuatan yang dianggap baik akan bernilai pahala?

Tentu saja tidak, karena sangat penting diketahui oleh setiap muslim bahwa ada syarat-syarat amalan kita diterima oleh Allah Taala dan jika salah satu syarat tidak terpenuhi maka amalan kita tertolak.

2 Syarat Diterimanya Amalan Shalih: Ikhlas Karena Allah dan Ittiba’

Dua syarat amalan kita diterima adalah iklhas karena Allah dan Ittiba’ (mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Jika syarat tersebut tidak terpenuhi maka amalan kita tidak akan diterima.

Allah Ta’ala  berfirman  dalam QS Al Kahfi ayat 110 yang artinya sebagai berikut:

“ Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amalan saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Rabb-nya “.

Sementara itu, hadits yang menerangkan mengenai syarat diterimanya amalan Sholih adalah dari  ‘Umar bin Al Khottob, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ ، وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat.  Setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkanBarangsiapa yang berhijrah karena Allah dan RasulNya, maka hijrah-nya adalah pada Allah dan RasulNya. Barangsiapa yang hijrah karena dunia yang dia cari-cari atau karena wanita yang ingin dia nikahi, maka hijrahnya berarti pada apa yang dia tuju”. ( HR. Bukhari no. 6689 dan HR Muslim no. 1907)

Sangat jelaslah dari dalil tersebut bahwa dua syarat diterimanya amalan kita adalah kita melaksanakan semua amalan tersebut ikhlas karena Allah dan Ittiba’ kepada Rasulullah.

Janganlah kita melakukan sesuatu yang tidak ada dalil dari Quran dan As Sunnah.

Beberapa Amalan Keliru dalam Bulan Ramadhan

Masya Allah, itu sangat detail dalam memberikan petunjuk kepada hambanya agar apa yang mereka lakukan bernilai pahala di hadapan Allah. Apalagi amalan di bulan Ramadhan  pahalanya dilipatgandakan. Jangan sampai.amalan kita sia-sia karena tidak memenuhi syarat dan ketentuan yaitu ikhlas karena Allah dan Ittiba.’

Berikut diantara amalan-amalan Ramadhan yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah:

1. Mengkhususkan ziarah kubur sebelum ramadhan

2. Mengucapkan niat berpuasa
Tidak ada satupun riwayat yang mengabarkan Rasulullah dan para sahabat melafazkan niat (nawaitu.. ) sebelum berpuasa. Karena Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa niat itu adanya dalam hati bukan di lisan.

3. Mengkhususkan waktu imsak 10 atau 16 menit sebelum azan subuh

Sangat jelas Rasulullah menegaskan dalam haditsnya mengenai waktu mulai berpuasa  yaitu makan dan minumlah sampai azan subuh berkumandang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَ يَهِيدَنَّكُمُ السَّاطِعُ الْمُصْعِدُ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَعْتَرِضَ لَكُمُ الأَحْمَرُ

Makan dan minumlah dan janganlah kalian menjadi takut oleh pancaran sinar (putih) yang menjulang. Maka makan dan minumlah sehingga telah tampak bagi kalian warna merah yang melintang.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Khuzaimah)

4. Tidak ada dalil menyuruh kita membaca doa berbuka dengan kalimat Allahumma Laka Shumtu wa Bika Aamantu…”.

Sementara doa yang dianjurkan dibaca saat berbuka puasa dan sesuai petunjuk Rasulullah sebagai berikut

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّه

Rasa haus telah hilang dan urat – urat telah basah dan pahala telah ditetapkan insyaAllah)”  (HR. Abu Daud dan dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud)

Masih banyak lagi amalan keliru yang kita lakukan yang sebenarnya tidak ada satupun contoh dari Rasulullah. Semoga saja penjelasan singkat ini bisa jadi  ilmu yang bermanfaat ya dan acuan bagi kita dalam mengerjakan amalan.

Itulah penjelasan mengenai shalih yaitu ikhlas karena Allah dan Ittiba’. Selalu temukan jawaban dan inspirasi Anda bersama Erudisi