Audio Interface: Alat Utama Studio Musik Digital

Sederhananya, sebuah audio interface adalah alat untuk menerima berbagai input audio, merubahnya ke dalam bentuk sinyal digital dan mengirimkannya ke komputer. Terlihat sederhana dan jelas.

Gee John

audio interface studio musik digital

Sederhananya, sebuah adalah alat untuk menerima berbagai input audio, merubahnya ke dalam bentuk sinyal dan mengirimkannya ke komputer.

Terlihat sederhana dan jelas. Tapi, ini adalah salah satu hal yang cukup sulit saat saya pertama kali membuat rekaman di rumah.

Alat ini menjadi pintu masuk dari semua input yang Anda gunakan di studio. Audio digital, sinyal analog dan data MIDI semua bermuara ke alat yang satu ini. Ia berlaku sebagai pusat koneksi dari semua sinyal audio dalam sistem Anda.

Untuk itu, memilih audio interface yang tepat dan bagus, merupakan langkah awal dalam membangun studio rekaman digital di rumah Anda.

Karena ia menangani semua input dan output dari sistem audio Anda, maka audio interface bertindak seperti halnya sebuah soundcard di komputer pada umumnya.

Perbedaan utamanya, audio interface biasanya memiliki mic pre-amps, menyediakan phantom power untuk mic condenser, serta kemudahan akses pada input dan output karena bersifat eksternal.

Jadi secara teknis, sebutan soundcard dan audio interface bisa saling digunakan satu sama lain. Tapi untuk diskusi kita dalam hal studio rekaman digital, mari kita sepakati bahwa soundcard mengacu pada perangkat keras yang telah terpasang di komputer Anda, sementara audio interface adalah perangkat keras eksternal yang terhubung ke komputer melalui koneksi USB atau pun Firewire.

Ada begitu banyak model di pasaran yang bisa Anda pilih.

Meski begitu, ada 6 fitur utama yang harus Anda pertimbangkan ketika memilih model yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Yaitu:

1. Analog/Digital converter

2. Jumlah mic preamps

3. Jumlah input/output

4. Jenis antarmuka

5. Kemampuan MIDI

Untuk itu, silakan lanjutkan membaca artikel ini sampai tuntas. Di sepanjang artikel Anda bisa mengklik link-link yang ada untuk penjelasan khusus yang lebih mendalam.

Mari kita bahas satu per satu:

1. Analog / Digital Converter (ADC)

Ini adalah kemampuan menangkap sinyal analog dari mikrofon atau instrumen, lalu merubahnya menjadi sinyal digital yang ‘dimengerti' oleh komputer. Bisa dikatakan, inilah fungsi utama dari sebuah audio interface.

Kemampuan A/D converter dinyatakan dalam dua angka, yaitu bit depth (misalnya: 16-bit dan 24-bit) dan sampling rate (misalnya: 44.1 kHz, 96 kHz dan seterusnya).

Angka-angka ini mewakili bit-depth dan sampling-rate maksimum yang disediakan oleh perangkat bersangkutan. Bit-depth 24-bit dan sampling rate 48kHz adalah target yang mantap saat Anda berburu belanja sebuah audio interface.

Kesalahpahaman umum terkait ini adalah menganggap sebuah mixer biasa memiliki fasilitas ini, nyatanya tidak, kecuali ia memiliki output dengan koneksi USB atau Firewire.

Anda perlu merogoh kocek paling tidak $1.500 atau lebih untuk mendapatkan mixer digital dengan kemampuan merekam output dari setiap channel secara terpisah dan simultan. Tentu saja ini bukan untuk kita, yang hanya ingin membangun studio rumahan guna menyalurkan hasrat bermusik.

Versi yang lebih murah bisa Anda dapatkan dengan harga kisaran $300, namun hanya menyediakan 2 output (left dan rigth) melalui kabel USB atau Firewire.

2. Jumlah mic preamps

Fungsinya adalah untuk memperbesar sinyal mic yang lemah agar dapat direkam. Dalam hal memilih audio interface yang sesuai, salah satunya adalah mempertimbangkan berapa mic preamp yang Anda perlukan.

Ingat: Anda membutuhkan mic preamps sebanyak mic yang ingin Anda gunakan sekaligus secara bersamaan. Anda juga butuh mic preamps untuk sumber lain dengan output sinyal yang lemah (misalnya sinyal yang dihasilkan oleh direct box).

Sebagai contoh:
Jika Anda ingin merekam sekaligus gitar dan bass via direct-box dan 2 buah mic, maka total mic preamps yang Anda butuhkan adalah 4 buah.

Dengan begitu, Anda bisa merekam masing-masing instrumen dan vokal pada track terpisah di softtware DAW Anda, tentu ini adalah sesuatu yang sangat bagus guna keperluan proses mixing nantinya. Kenapa? Karena Anda bisa mengedit, merubah, menambahkan efek tanpa mempengaruhi track lainnya.

Pertanyaan selanjutnya, apakah cukup mengandalkan mic preamps pada yang ada pada audio interface ataukah saya perlu membeli unit mic preamps terpisah?

Mic preamps yang terpasang pada sembarang audio interface yang ada di pasaran, sudah sangat mencukupi dan cukup powerful untuk menghasilkan hasil rekaman yang bagus.

Jadi Anda tidak perlu mengeluarkan biaya lebih banyak untuk membeli unit preamps mandiri, meskipun tentu saja itu bisa menjadi pertimbangan Anda di kemudian hari.

Tapi, saya merekomendasikan tidak perlu membelinya sampai Anda memiliki sedikit banyak pengalaman karena akan sedikit lebih merepotkan untuk melakukan setting dengan mic preamps terpisah. Dan itu bukanlah sesuatu yang bagus bagi bagi yang baru memulai.

Terakhir, Anda akan akan cepat ‘kehabisan' mic preamp yang ada dengan cepat, karenanya mempertimbangkan untuk memilih model dengan jumlah mic preamps lebih banyak sedikit dari perkiraan keperluan Anda saat ini adalah hal baik.

Nah, setelah mempertimbangkan jumlah mic preamps, selanjutnya adalah berapa banyak input / output lainnya yang Anda butuhkan.

3. Jumlah input / output

Beberapa instrumen seperti keyboard, drum machine dapat Anda tambahkan melalui line input. Ini berbeda dengan input mic yang kita bahas di atas, karena instrumen-instrumen ini memiliki sinyal output yang jauh lebih kuat dibandingkan sinyal mic yang sangat lemah. Karenanya mereka tidak membutuhkan pre amp.

Input line biasanya datang dengan dua jenis:
Yaitu hanya bisa menerima kabel 1/4″ saja, dan jenis kedua yang dikenal dengan sebutan jack combo, yang bisa menerima kabel 1/4″ atau kabel XLR.

Jack kombinasi ini menjadi populer karena fleksibilitasnya, namun juga lebih mahal bagi produsen untuk menyediakannya. Jadi, tidak perlu memaksakan diri jika dana Anda terbatas.

Pada sisi output, semua unit menyediakan paling tidak satu keluaran utama stereo. Sementara beberapa model menyediakan banyak tambahan output yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan setup studio Anda lebih lanjut.

Biasanya, output tambahan ini digunakan untuk mengirimkan track tertentu ke suatu unit efek berbasis hardware atau pun membuat output custom untuk keperluan monitoring tertentu.

Satu hal yang perlu diperhatikan, bahkan pada model dengan harga tinggi, jumlah output dapat berbeda jauh. Oleh karena itu, pertimbangkan hal ini baik-baik sebelum memutuskan.

4. Tipe antarmuka (koneksi)

Antarmuka menentukan jalur transmisi data antara audio interface dengan komputer. Ada 2 jenis disini, yaitu USB dan Firewire.

Jika Anda memilih antarmuka Firewire maka Anda membutuhkan tambahan firewire card di komputer Anda. Sementara hampir semua komputer sudah memiliki port USB.

USB bisa dikatakan lebih umum, dan antara keduanya tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan dari segi kestabilan ataupun kecepatan transfer data, karena keduanya menyediakan kecepatan transfer yang sangat mencukupi untuk menangani pertukaran data antara audio interface dan komputer.

Jadi, dari segi ini, terserah Anda, jika mau lebih praktis pilihlah jenis USB, karena Anda tidak perlu menambahkan firewire card lagi. Namun, jika Anda berpikir bahwa Anda akan cepat kehabisan port USB (dan memang kita semua selalu kekurangan port USB bukan? Hehe…) Anda bisa memilih jenis firewire.

5. Kemampuan MIDI

Jika Anda berencana menggunakan MIDI pada studio Anda, maka ini harus menjadi pertimbangan penting dalam memilih audio interface.

Kecuali Anda memiliki beberapa perangkat MIDI yang digunakan bersamaan dimana memerlukan lebih dari satu input MIDI, Anda dapat memilih fasilitas MIDI pada audio interface dengan tenang.

Namun, bila Anda termasuk kategori di atas, maka Anda perlu membeli unit MIDI interface sendiri yang memiliki banyak I/O MIDI. Dengan kata lain, kemampuan MIDI yang ada pada audio interface tidak akan cukup Anda memerlukan lebih dari satu input dan output MIDI.

Kabar baiknya adalah,  Anda tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk mendapatkan fasilitas port MIDI pada sebuah audio interface. Banyak model telah menyediakan kemampuan MIDI pada unit mereka. Lagipula, saat ini semakin banyak instrumen MIDI yang bisa dikoneksikan langsung melalui USB.

Rekomendasi saya, meskipun saat ini Anda belum terpikir untuk memanfaatkan data MIDI di studio Anda, sebagai langkah awal ada baiknya Anda mempertimbangkan ketersediaan kemampuan MIDI saat memilih model sebuah audio interface.

Nah, bagaimana? Saya harap sekarang Anda lebih percaya diri dalam memilih model yang paling sesuai dengan anggaran dan kebutuhan Anda.

Related Post