Hari itu Rasulullah SAW, berkhotbah di depan umat, “Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih atau memilih apa yang ada di sisi-Nya, maka hamba itu memilih apa yang ada di sisi-Nya”.

Para sahabat menyimak khotbah Nabi, tentang hamba yang disuruh memilih ini. Namun mereka tidak tahu makna di balik khotbah itu.

Saat para sahabat memikirkan makna khotbah , tiba-tiba ada di antara para sahabat yang menangis, ia adalah Abu Bakar r.a. Ia menangis sambil berkata, “Saya akan korbankan demi engkau, bapak kami, ibu kami, dan anak-anak kami”.

terus saja menangis. Ia tahu kisah itu adalah sendiri.

Rasulullah memilih untuk segera kembali ke sisi Allah. Itulah sebabnya Abu Bakar pun menangis. Sedih hatinya demi menyadari saat perpisahan dengan kekasih Allah itu akan segera terjadi.

Tiada keceriaan pada diri Abu bakar setelah khotbah Nabi yang terakhir

Duhai, bayangkanlah betapa sedih hati kita, ketika tahu orang yang kita cintai akan segera pergi meninggalkan kita selama-lamanya.

Betapa kesedihan Abu Bakar terus dirasakan, cintanya kepada Rasulullah melebihi cintanya kepada orang tua dan anak-anaknya.

Setelah khotbah Nabi yang terakhir itu, tidak ada lagi keceriaan pada wajah Abu Bakar. Dia adalah orang yang pertama mempercayai keimanan tentang . Dialah golongan dari orang tua yang menyatakan keislamannya dengan segera.

Apa yang bisa dijadikan hikmah pada kisah ini, adalah tentang betapa besarnya kecintaan dan kedekatan Abu bakar terhadap Rasulullah. Dia adalah sahabat terdekat Rasulullah. Bagaimana dia menemani Rasulullah saat dikejar-kejar suku Quraisy. Dia pula yang menemani Rasulullah saat bersembunyi di Gua Tsur.

Abu Bakar adalah sahabat pertama yang tahu akan kepergian Rasulullah saat mendengar khotbah Nabi, dan mampu mengartikan maksud dari ulasan khotbahnya. Ini membuktikan kedekatan serta kecerdasan dan kecintaan tulusnya kepada Rasulullah.

Demikianlah kisah singkat tentang kecintaan Abu bakar kepada Rasulullah. Semoga menambah kecintaan kita pada Nabi SAW.