Dunia sekarang berubah, ingin kemana tak perlu memikirkan berapa lama atau terjangkau atau tidak tapi dengan apa transportasinya dan berapa biayanya. Mau makan juga pikirkan uang pula, terlebih pula dengan -anak. Mau main apa tinggal sebut dan cari onlinenya, sekarang ponsel berbasis android menyediakan play store yang menyediakan game berlimpah, tinggal download saja. Inilah bagian awal dari anak-anak akan mengenal update, game atau gim paling baru harus didapatkan, kalau tidak mereka akan menangis dan merengek. Apakah ini menguntungkan?

Dari sisi ekonomi, ini merupakan sebuah keuntungan. Orang tua tak perlu membelikan anak mainan yang berlebih, karena cukup diberikan ponsel pintar atau tablet. Jika dulu, anak bosan dengan satu mainan minta dibelikan lagi yang baru, sekarang cukup tekan tombol “install”. Menyedihkan? Tentu tidak, zaman sekarang semua butuh praktis dan tak ribet. Bahkan dari jalan seperti ini, orang tua bisa menghemat pengeluaran.

Kecendrungan praktis bukan hanya orang tua, tapi menular ke anak-anak. Lihat saja dulu, mau mobil-mobilan harus buat dari kayu, ban dari ban bekas, dan harus pula ditarik dengan seutas tali. Lalu berkembang dengan cukup dikendalikan oleh remote control, sekarang? Main game saja cukup, lebih mengasyikan karena mobil yang tersedia di game tersedia berbagai macam sehingga anak tak bosan.

Jadi disimpulkan dari sisi ekonomi menguntungkan karena praktis dan hemat jika dilihat dari sisi pembelian, ponsel pintar ada yang tersedia dibawah 1 juta termasuk tablet.

Dari sisi psikologis, sangatlah merugikan. Anak akan menjadi lemah, karena semua yang mereka inginkan bisa didapatkan dengan mudah. Game-game online memanjakan pemikiran dan mental anak, karena mereka akan beranggapan untuk bermain cukup di layar ponsel saja. Padahal, anak harusnya bermain dengan benda-benda nyata seperti bola, boneka dan lainnya. Seperti memainkan bola, baik dilempat atau disepak, anak akan terlatih mengunakan ototnya dari dini sehingga saat masuk sekolah mereka tak malas bergerak.

Jika dari kecil sudah malas bergerak, fisik akan gagal terbentuk. Jadinya dalam proses pertumbuhan gampang sakit, lihat saja ketika ketika kena hujan sedikit, dingin saja sudah flu. Inilah kerugiannya, orang tua harus mengakali bagaimana anak tidak terus bermain dengan ilusi-optik teknologi.

Ajak mereka keluar, mainlah dengan anak, bisa saja berlari kecil, bawa hewan peliharaan juga. Karena kecendrungan anak adalah mengikuti apa yang orang tua mereka lakukan. Jika tak diberikan contoh maka mereka akan mencari sendiri di tempat lain seperti di antara teman atau bahkan dari televisi. Jadi, orang tua harus aktif meminimalisir agar kerugian dari lifestyle update terhadap perkembangan psikologis anak.

Namun ada satu hal yang harus betul diantisipasi para orang tua dari lifestyle ini, yaitu berapa banyak waktu anak dalam bersosialisasi. Ini sangat penting, karena akan membentuk karakter. Anak adalah fase dimana semua hal harus mereka kejar, bahkan hal-hal aneh namun menarik bagi mereka akan terus diburu. Termasuklah bermain game ini, sekitar tahun 2000an anak-anak bisa pulang sore jika tak dipanggil orang tua. Mereka bermain permainan tradisional seperti petak umpet, kelerang, lompat tali, main kartu dan lainnya.

Dari sanalah proses sosialisasi masing-masing mereka terjalin, mereka berbicara satu sama lain akan membentuk kehangatan dan tawa sehingga jargon masa kanak-kanak adalah masa tanpa tekanan atau stres. Dan proses inilah karakter mereka terbentuk, ada yang pandai bermain bola bisa jadi pribadi tangguh, pandai berhitung bisa menjadi pribadi yang akurat, pandai berbicara akan jadi pemimpin.

Nah, bayangkan anak anda tak bersosialisasi karena hanya main game di ilusi optik teknologi saja puas. Sebenarnya, bermain diluar itu hanya kata pengantar, ketika mereka berkumpul adalah keadaan sebenarnya, dimana mereka akan bercengkrama satu sama lain. Tanpa proses ini, bisa jadi anak akan jadi pribadi yang suka menyepi dan menyendiri hingga di saat dewasa kemungkinan buruk bisa terjadi seperti mengunakan narkoba.

Banyak orang tua tak menyadari proses penting ini, mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga tak peduli tentang sendiri. semua diurus oleh baby-sister atau mbak, bisakah anda yakin 100 persen dengan mereka? Jangan! Sudah banyak kasus pengasuh lalai, diberikan anak obat tidur, dibiarkan menangis, ironis!

Sebagai masyarakat modern, dimana informasi mudah diakses. Perlu sekali kesadaran akan kesadaran seperti ini, jangan sampai anak kurang perhatian sehingga saat cukup umur merasa kecewa dengan keadaan lalu melampiaskan ke jalan yang tak kita inginkan. Anak adalah cerminan kita di masyarakat, satu saja dari mereka sudah berlaku buruk maka nama suatu keluarga akan dicap buruk pula.

Intinya anak sekarang jangan dibatasi, tapi harus diawasi. Jangan sampai nanti penyesalan membuat anda menyesal.