Abraham Lincoln merupakan Presiden Amerika Serikat yang ke 16, ia merupakan pencetus penghapusan perbudakan di Amerika dan menyatukan Amerika Utara dan Selatan sehingga bisa menjadi sebuah federasi negara yang bersatu.
Karir politiknya bisa dikatakan sangat gemilang, ia memulainya dari nol. Setelah sekian lama ia belajar dan mengasah kemampuannya akhirnya ia bisa menjadi seorang ahli hukum pada usia 28tahun.
Abraham Lincoln Menjadi Presiden
Pada tanggal 6 November 1960 Lincoln terpilih menjadi seorang presiden Amerika ke 16. Sebulan setelah terpilihnya Abraham Lincoln terdapat perang saudara antara Amerika bagian Utara dan Selatan. Namun Lincoln menyikapinya dengan bijak Pada pertengahan perang saudara, Presiden Abraham Lincoln mengeluarkan Proklamasi Pembebasan yang mengubah hajat hidup orang banyak di Amerika.Proklamasi itu menyatakan semua budak belian di negara-negara bagian ataupun daerah-daerah negara-negara bagian yang melawan Amerika Serikat akan bebas mulai 1 Januari 1863. Proklamasi itu mencetuskan semangat semua orang yang memperjuangkan kebebasan, dan menjadi pendorong ke arah penghapusan perbudakan di seluruh Amerika Serikat.
“Semua orang menjadi individu yang merdeka hari ini. Anda harus memperbaiki nasib anda sendiri dan memberitahu dunia bahwa Anda adalah bangsa berbakat.” Itulah pidato Lincoln saat mengumumkan proklamasi kemerdekaan perbudakan.
Semua orang bersuka cita hari itu. Popularitas Lincoln pun meningkat . Ia telah menorehkan sejarah bagi Amerika. Jika tidak ada Lincoln mungkin sampai saat ini perbudakan bakal merajalela secara terang-terangan di Amerika.
Terbunuhnya Abraham Lincoln
Pada tahun 1964 Lincoln kembali terpilih menjadi presiden AS. Banyak pihak yang tidak senang akan terpilihnya kembali Abraham Lincoln menjadi presiden. Setahun kemudia setelah ia kembali terpilih menjadi presiden ia tertembak di di teater Ford, Washington, Amerika Serikat, pada 14 April 1865 dan meninggal keesokan harinya tanggal 15 April 1865 pada usia 56 tahun. Pembunuh Abraham Lincoln adalah seorang pemain sandiwara yang memiliki gangguan jiwa ia bernama John Wilkes Booth. John Wilkes Booth merupakan salah seorang pendukung Konfederasi yang menentang diserahkannya tentara Konfederasi kepada pemerintah setelah berakhirnya perang saudara dan ia menentang kebebasan orang Afrika-Amerika. Saat tertembak Lincoln hanya dikawal oleh seorang ajudan maka dari itu Booth mendapat kesempatan untuk menghabisi nyawa Lincoln.
Kejanggalan Pembunuhan Lincoln
Namun kejanggalan muncul karena Lincoln hanya ditemani seorang pengawal ketika berada di tempat umum, hingga muncul berbagai teori konspirasi. Ada sebuah teori yang menghubungkan perisrtiwa tersebut dengan kelompok Jesuit, yaitu perkumpulan yang sangat berkuasa waktu itu yang bertujuan menghancurkan konstitusi Amerika. Kelompok ini tidak senang dengan adanya Proklamasi Pembebasan karena merugikan kaum Jesuit yang merupakan para tuan tanah. Hal lain adalah penolakan Abraham Lincoln dengan rencana kelompok Jesuit mendirikan Kartel Perbankan Nasional. Lincoln menganggap hal itu hanya akan menguntungkan kaum elite Amerika. Kaum Jesuit inilah yang kemudian dianggap merancang pembunuhan terhadap Lincoln di teater Ford.
Teori lain menyebutkan bahwasannya Wakil Presiden Andrew Johnson terlibat pasalnya jika Lincoln meninggal ia akan menjadi presiden. Johnson memiliki banyak keluhan atas apa yang dijalankan oleh Lincoln. Lincoln pernah melarangnya untuk masuk saat Hari Inagurasi dimana Johnson saat itu tengah mabuk berat dan berperilaku yang memalukan.
Sampai saat ini masih menjadi misteri dibalik kematiannya. Lincoln terkenal di kalangan masyarakat Amerika sebagai Bapak Pelopor tegaknya HAM di Amerika, karena atas keberhasilannya menghapuskan sistem perbudakan.